“Memang awalnya mah tradisi biasa, cuma karena warga di Kampung tersebut proaktif, akhirnya para remaja yang terlibat perang sarung itu diamankan diajak duduk bersama, kita libatkan juga orang tua mereka,” ucapnya
Suharto pun menjelaskan jika dalam kejadian ini tidak ada yang dirugikan, namun dirinya menyesalkan dan khawatir jika perang sarung yang awalnya tradisi bisa berubah menjadi tawuran.
“Tidak ada yang dirugikan. Hanya saja, mungkin masyarakat setempat khawatir yang awalnya tradisi berubah menjadi tawuran. Atau bisa jadi si sarungnya malah diisi dengan batu kan bahaya,” jelasnya.
Atas peristiwa tersebut pihaknya pun mengumpulkan para perangkat desa dan juga memanggil orang tua guna mengantisipasi kejadian tersebut agar tidak terulang.
Suharto pun mengimbau dan sering menyampaikan jika pihaknya selalu mengantisipasi kegiatan-kegiatan yang bisa menimbulkan permasalahan menjelang ramadhan.
“Kami juga sudah mengimbau, bahkan setiap jumat curhat juga sering disampaikan, menjelang ramadhan kami imbau untuk tidak melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti itu, salah satunya itu (perang sarung),” ungkapnya.