BANDUNG – Pasca tutup total beberapa waktu lalu, kini Pasar Cimol Gedebage kembali diserbu para pengunjung, Minggu 26 Maret 2023. Terlihat para pembeli mulai ramai dalam mencari pakaian bekas, yang dijual dengan harga murah.
Salah satu pengunjung Diana (25) mengatakan, faktor penyebab dirinya lebih memilih membeli pakaian bekas ketimbang pakaian baru karena, dari segi harga yang relatif murah dan kualitas produk yang tidak jauh berbeda.
“Karena pengen beli baju terus budgetnya pas-pasan, jadi cari aja yang murah. Meskipun bekas juga ‘kan layak pakai, jadi lebih memilih beli ke sini,” ujar Diana kepada Jabar Ekspres, kemarin.
Diana bercerita, dengan jumlah uang yang dikeluarkan dalam sekali belanja yaitu Rp 200 ribu, dirinya sudah bisa membawa pulang satu set pakaian lengkap. Yang tentunya hal ini tidak ia bisa dapatkan apabila membeli baju baru.
“Bawa uang cuman Rp 200 ribu, kalau beli baru mah paling dapatnya baju aja itupun satu. Kalo beli di sini (Pasar Cimol), segitu udah dapet baju 3 sama celana juga. Karena kan banyak obralan yah” katanya.
Warga Milih Pakaian Bekas karena Harga Murah
Menanggapi isu bahwa pakaian bekas dikhawatirkan menimbulkan penyakit, pengunjung lain yaitu Rohmah (39) menjelaskan, selama dirinya memakai pakaian bekas yang dibeli di Pasar Cimol Gedebage, tidak menimbulkan efek apapun.
“Alhamdulilah baik-baik aja, selama ini juga kan suka beli disini. Kalau hal itu mah tergantung dari kita mencuci nya aja. Kan sebelum dipake pasti kita cuci dulu karena kotor,” kata Rohmah.
Terkait pelarangan impor pakaian bekas, Rohmah berharap agar pemerintah bisa mengkaji ulang terkait pelaksanaan peraturan tersebut. Apalagi dirinya sangat terbantu akan adanya pakaian yang dijual dengan harga murah.
“Maunya mah dipikirkan lagi lah ya, apalagi saya jatuhnya sangat ketergantungan sama cimol ini. Istilahnya dengan budget seadanya, bisa membelikan baju seluruh anggota keluarga,” tandasnya.
Beberapa waktu lalu, seluruh pedagang Pasar Cimol Gedebage kompak menutup kiosnya. Hal ini terkait keluarnya isu pelarangan pakaian impor bekas, yang dinilai mengganggu pertumbuhan tekstil lokal. (mg1)