BANDUNG – Kecamatan Cibeunying Kidul bakal fokus pembinaan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang masih belum berkembang di wilayahnya. Salah satu alasannya, masih banyak UMKM potensial di wilayahnya yang butuh di upgrade agar bisa mandiri dan memiliki daya saing.
Kasi Ekonomi dan Pembangunan Kecamatan Cibeunying Kidul, Evi menguraikan, kalau hasil pendataan tim enumerator pada 2022 sebenarnya ada sekitar 11 ribu UMKM di wilayahnya. Belum semua UMKM itu juga masuk dalam binaan dinas maupun kecamatan. “Dari segi jenis usaha, kebanyakan masih tetap di bidang kuliner,” katanya.
Evi menambahkan, karena itu pihaknya dalam kesempatan pembinaan bakal banyak menyasar para pelaku UMKM yang masih belum berkembang. Tujuannya agar para UMKM yang belum berkembang itu bisa ikut tumbuh dengan UMKM yang sudah mapan lainnya.
Di Kecamatan Cibeunying Kidul sebenarnya juga sudah ada UMKM yang mapan dari sisi produk hingga pemasaran. Contohnya adalah UMKM Cilok yang mampu mengemas produknya dengan baik sehingga jangkauan pasarnya luas.
Biasanya, pihak kecamatan bakal mengoptimalkan para UMKM yang sudah berkembang itu untuk turut menjadi stimulus UMKM lain. “Kami ajak untuk berbagi ilmu dengan pelaku UMKM lain. Berbagi kiat-kiat suksesnya,” terang Evi.
Evi menambahkan, saat ini sebagian pelaku UMKM di wilayahnya juga lebih aktif. Biasanya antar UMKM akan saling berbagi informasi secara mandiri. Termasuk informasi kesempatan pemasaran produk dan event. “Jadi kalau mau ada bazar itu saling share. Sehingga teman UMKM lain bisa gabung. Kadang juga ada yang nitip produk ketika tidak kebagian stand,” tuturnya.
Sementara itu jika merujuk portal data Kota Bandung, pada 2020 tercatat ada 226 unit UMKM di kecamatan itu. Jenis usahanya juga beragam. Dari kuliner, kerajinan, hingga usaha pakaian jadi.
Pihak kecamatan juga terus mendorong agar pelaku UMKM rajin mengikuti bazar jika ada kesempatan. Sehingga produknya makin dikenal masyarakat. (mg4)