Selain pada segmen mie instan, ICBP juga berhasil meningkatkan ASP pada segmen dairy milk, seperti harga susu kental manis yang meningkat sekitar 2-3% sejak Juli tahun lalu.
“Kami memandang positif dan memprediksi akan ada peningkatan kinerja ICBP ke depan, didorong oleh melandainya harga komoditas sebagai bahan baku dan ASP yang telah naik dan tinggi sejak tahun lalu,” lanjutnya.
Pada kuartal III 2023, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mencatat kenaikan EBIT sebesar 11% menjadi Rp 13,4 triliun dan berhasil meningkatkan ASP sebesar 3% sejak Juli 2022.
Kinerja INDF di kuartal III 2022 terbebani oleh bisnis agribisnis yang mengalami penurunan harga CPO, namun hal ini diperkirakan hanya sementara karena di kuartal I 2023, harga CPO diperkirakan akan kembali naik seiring dengan pertumbuhan permintaan dan kebijakan pembukaan ekonomi Cina.
Saham INDF juga diuntungkan karena sebagian besar pendapatannya berasal dari konsumsi dalam negeri yang kuat, sehingga memberikan pangsa pasar yang cukup besar di domestik saat bulan Ramadan.
“Sementara untuk MYOR, kami melihat akan diuntungkan oleh dampak pembukaan kembali ekonomi Cina,” ujarnya.
Menurut laporan kinerja per September 2022, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) telah mencatatkan bahwa 43% dari total penjualannya berasal dari ekspor. Kami memproyeksikan bahwa kinerja pendapatan MYOR akan meningkat sekitar 10-13% di kuartal I-2023 seiring dengan re-opening ekonomi di China.
Selain itu, MYOR terus mengembangkan produk baru dengan merilis varian rasa baru dari produknya untuk menciptakan nilai tambah. Kami memproyeksikan bahwa margin laba bersih MYOR akan meningkat signifikan sebagai hasil dari profitabilitas yang lebih baik dan peningkatan pendapatan di kuartal I-2023.
Namun, di sisi lain, emiten barang konsumsi akan terkena dampak dari depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, karena hal ini dapat meningkatkan biaya pembelian bahan baku impor dan menekan margin keuntungan.
ICBP juga memiliki beban bunga utang jangka panjang karena melakukan aksi korporasi dalam mengakuisisi Pinehill dan menerbitkan obligasi global dalam denominasi dolar senilai US$ 1,75 miliar di Bursa Efek Singapura (SGX).