JABAR EKSPRES-Puasa sunnah bagi para sufi hampir menempati posisi puasa wajib. la menjadi suluk utama dan tradisi yang harus mereka jalankan. Sangat aneh jika mereka tidak mengenal puasa sunnah.
Dikabarkan, saking semangatnya berpuasa, sebagian sufi masuk ke jamban hanya sekali dalam seminggu. Menurut sebagian sufi, puasa dapat menjernihkan hati dan pikiran.
Sebab, ketika berpuasa, nafsu seseorang akan berkurang. Jika puasa dilakukan secara terus-menerus, nafsu akan meng- hilang. Yang ada dalam jiwa adalah kesucian hati dan kejernihan pikiran.
Karena itu, para sufi sering berpesan agar para ilmuwan selalu berpuasa ketika menulis buku. Hal ini dimaksudkan agar mereka dapat memahami Al-Quran, Sunnah, dan pendapat para ulama dengan hati dan pikiran yang jernih.
Sebagian sufi ada yang biasa melakukan puasa sepanjang masa. Mereka tidak pernah berhenti sampai meninggal dunia, kecuali pada hari-hari yang dilarang oleh agama.
Di antara mereka adalah Syaikh Umar Al-Nabtaiti dan Syaikh ‘Abd Al- Qadir Al-Jilani. Dua orang ini memiliki semangat berpuasa yang sangat tinggi.
Mahlab ibn Abu Shafrah mensyaratkan murid-muridnya un- tuk berpuasa ketika menerima pelajaran. Selain itu, dia meminta agar mereka selalu dalam keadaan suci.
Dia menegaskan, ilmu Allah adalah anugerah yang suci. la tidak akan masuk ke dalam jiwa yang kotor. Al-Dhabhak bin Al-Muzahim berkata, “Perbanyaklah engkau berpuasa.
Sebab, ia akan meringankan jiwamu ketika berbuat kebajikan. Jika perutmu penuh dengan makanan, engkau akan malas beramal. Puasa dapat memperbaiki pencernaanmu dan kecerdasanmu.
Perut yang terlalu penuh menghasilkan uap panas yang naik dan masuk ke rongga kepala. Saat itulah otakmu tertutup oleh uap tersebut dan sulit untuk menangkap ilmu.
Akibatnya, engkau menjadi ingin banyak tidur.” Yunus ibn Abdillah melihat seorang pemuda yang tampak sangat lemas. Dia bertanya, “Kenapa engkau terlihat loyo?” “Aku sedang berpuasa,” jawab pemuda.
“Jika puasamu ikhlas, engkau tidak akan loyo seperti ini. Orang yang berpuasa secara ikhlas akan terlihat segar, cekatan, dan tidak banyak tidur. Engkau jangan sekali-kali menjadikan puasa sebagai alasan untuk kemalasanmu. Selama berpuasa engkau harus lebih meningkatkan ibadah karena ibadah yang engkau lakukan pada saat berpuasa berlipat ganda pahalanya” tegas Yunus.