Tuntut Penurunan UKT dan Fasilitas, Mahasiswa UIN SGD Bandung Gelar Aksi

JABAR EKSPRES – Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) Bandung menggelar aksi massa di depan gedung rektorat pada Rabu (15/3).

Aksi tersebut dilakukan bertujuan menuntut penurunan Uang Kuliah Tunggal (UKT), fasilitas, dan penyelesaian kasus kekerasan seksual di kampus.

Dari pantauan Jabarekspres.com di lapangan, para mahasiswa melakukan sweeping terhadap mahasiswa lain untuk mengikuti aksi.

Para mahasiswa itu mengawali akasinya di depan fakultas masing-masing. Kemudian melakukan longmarch, dan berorasi di depan rektorat UIN SGD Bandung.

Ketua Dema Fakultas Ushuluddin, Hime mengatakan, aksi ini bertujuan mendorong  mahasiswa yang terkendala membayar UKT.

”Ada berapa tuntutan salah satunya kita melakukan advokasi kepada seluruh mahasiswa yang terkendala pembayaran UKT,” kata Hilmi di sela aksi, Rabu (15/3).

Hilmi mengaku, sebelum melakukan aksi atau pada beberapa waktu lalu, pihaknya telah melakukan audiensi dengan pihak kampus.

Namun, hingga saat ini tidak penyelesaian sama sekali. Oleh sebab itu lah, para mahasiswa melakukan aksi.

”Tidak ada kejelasan, mereka tutup mata, tutup mulut. Sehingga tadi dari hasil konsolidasi yang kita lakukan, kita sepakat menggelar aksi. Ini sebagai bentuk kekecewaan kita terhadap birokrasi,” tuturnya.

”Mereka tetap tuntutannya satu dari pihak birokrasi itu ya UKT wajib bayar. Sedangkan faktanya kan mahasiswa yang 45 orang ini tidak bisa bayar. Dalam artian perkuliahan itu hanya untuk orang-orang yang mapan secara ekonomi,” tambahnya.

Padahal, lanjutnya, resesi ekonomi membuat pendapatan orang tua tak stabil. Bahkan banyak di antaranya yang malah kena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Sehingga, jika banyak orang tua yang bekerja sebagai buruh dan terdampak resesi, maka wajar jika beberapa mahasiswa tidak bisa membayar UKT.

Dalam aksi tersebut, para mahasiswa juga mempertanyakan dan mengkritik fasilitas kampus yang tidak mempuni untuk digunakan kegiatan pembelajaran.

”Ada dua jurusan di fakultasnya Ushuluddin yang belum memiliki laboratorium. Padahal laboratorium itu sangat penting untuk menunjang kegiatan belajar,” jelasnya.

Dia pun berjanji akan selalu memfasilitasi aspirasi mahasiswa terutama yang tidak bisa membayar UKT.

”Kedepannya kita akan terus membela dan juga memberangi bahasanya teman-teman kita, yang memang memiliki keresahan di bidang fasilitas ataupun finansial,” tandasnya. (mal)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan