BANDUNG – Razia parkir liar yang gencar dilakukan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung, nyatanya tidak membuahkan hasil.
Upaya dishub tersebut tidak efektif untuk menimbulkan efek jera kepada para pengendara. Hal ini terlihat parkir bus mengular di sepanjang Jalan Diponegoro, Kota Bandung, imbas dari para wisatawan yang berkunjung ke Museum Geologi, Rabu (15/3).
Salah satu supir bus parawisata, Ijan (62) menjelaskan, salah satu alasan dirinya memilih parkir di tempat yang tidak seharusnya karena, tidak adanya tempat parkir bagi kendaraan yang berkunjung ke lokasi wisata Museum Geologi. Di tambah tuntutan penyewa, menjadikan dirinya mau tidak mau untuk memarkir kendaraan di tempat tersebut.
“Saya mah kan cuman supir ya, terus juga kayanya di sini gak ada tempat khusus parkir bus. Di tambah kan yang nyewa maunya lokasi yang deket dari tempat ini, biar jalan enggak jauh. Jadi mau enggak mau ya saya juga ikut parkir di sini aja,” ujar Ijan kepada Jabar Ekspres, Rabu (15/3).
Imbas dari adanya parkir liar ini, sejumlah titik mengalami kemacetan, dikarenakan kondisi jalan yang mengalami penyempitan. Simpang Gasibu yang mengarah ke Jalan Diponegoro menjadi salah satu jalan yang terdampak akibat aktivitas ini.
Salah satu pengendara, Randi (25) menyebutkan, kemacetan karena adanya parkir liar di daerah ini sudah sering terjadi. Dirinya pun heran, segala upaya yang di lakukan Dishub, mengapa tidak mampu mengatasi permasalah ini.
“Sudah biasa kalo kemacetan di sini mah. Udah ga aneh, pasti karena parkir bus parawisata. Katanya kan Dishub sering razia parkir liar ya, tapi kok parkir liar kaya gini teh terus berulang-ulang. Kalo bisa mah sediain tempat parkir, dan tegas juga biar gaada lagi hal kaya gini,” kata Randi.
Mengutip dari BPS Bandung Kota, Lokasi parkir yang mengacu pada jumlah tempat parkir umum menurut lokasi, yang meliputi jalan umum, lingkungan parkir, dan pelataran pasar di tahun 2021 berjumlah 256 tempat parkir. Hal ini tentunya tidak sebanding dengan jumlah kendaraan sebanyak 2,2 juta yang ada di Kota Bandung.