Saresehan Kebudayaan: Kemaritiman Nusantara dan Pentingnya Pengadilan Pelayaran

“Siapapun akan terpukau kepada laut sebagai sumber oksigen, dan sumber kehidupan yang sangat megah dan luas,” kata Mira Rosana Gnagey.

“Tapi saat ini orang Sunda hanya dapat ikan asin saja, apakah orang Sunda tidak suka makan ikan laut ?,” kata Mira Rosana Gnagey.

Lebih lanjut Mira Rosana Gnagey mengingatkan di tahun 1833 William Forster Lloyd menjelaskan tentang The Tragedy of the Common, atau tragedi kepemilikan bersama dan dilanjutkan Garret Hardien di tahun 1968.

“Menurut Garret Hardien, solusi dari tragedi kepemilikan bersama adalah mencegah aksi individu, tata kelola internal dengan perjanjiam komunitas, serta tata kelola eksternal dengan regulasi pemerintah dan sistem hukum,” pungkas Mira Rosana Gnagey.

Sedangkan Penulis Buku Bandar Kuti Baning, Ngurah Paramatha, mengungkapkan, buku Bandar Kuti Baning merupakan Disertasinya selama 29 tahun lebih.

Saresehan Kebudayaan, bertajuk, “Multikulturalisme dan Pluralisme Dari Perspektif Sejarah Kemaritiman Nusantara”, yang digelar oleh Soenda Besar Institute, Komunitas Masyarakat Sunda Kecil, dan didukung penuh oleh Yudi Surjadi S.H., dari Tim Soenda Besar Institute, dihadiri lebih dari 150 peserta, para peserta antusias mengikuti Saresehan Kebudayaan sejak siang hingga menjelang magrib.

Tinggalkan Balasan