JABAREKSPRES – Sudah tiga tahun tunjangan uang ketupat bagi para pensiunan Pt Pos Indonesia dihentikan oleh direksi dengan alasan efesiensi.
Menanggapi tunjangan yang dihapuskan itu, Persatuan Pensiuan Pos seluruh Indonesia rencanannya akan menyuarakan aspirasi damai dengan Aksi Doa Bersama (ADOB) di Kantor Pusat PT Pos Indonesia (Persero) Jalan Cilaki pada Selasa (14/3) mendatang.
Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Pensiunan Pos Indonesia Dr. Sugiyanto, S.H., M.H. mengatakan, seluruh mantan pegawai POS Indonesia merasa prihatin dengan tunjangan uang ketupat yang dihapuskan sejak tiga tahun itu.
‘’Jadi kegiatan ADOB ini juga ingin menuntut uang ketupat yang tiga tahun sebelumnya dihentikan oleh Direksi Pos,’’ kata Sugiyanto dalam keterangan rilisnya, Jumat, (10/3)
Selain digelar di Bandung, rencanannya ADOB juga akan digelar di depan Kantor Kementerian BUMN. Termasuk di Kantor Regional PT Pos Indonesia (Persero) hingga Kantor Cabang PT Pos Indonesia (Persero) di seluruh Indonesia.
Dalam aksinya itu akan menyuarakan tuntutan untuk memberikan tunjangan uang ketupat pada Idul Fitri 1444 H/2023 M.
‘’Masalahnya ini sudah tiga kali Lebaran uang ketupat dihentikan oleh Direksi PT Pos Indonesia (Persero),” kata Sugiyanto.
Selain menuntut uang ketupat, pihaknya juga akan meminta peninjauan tunjangan pangan agar dinaikan. Sebab, selama 2005 tunjangan pangan hanya diberikan dengan estimasi sebesar Rp 5.000 per Kilo gram.
‘’Harga Rp 5.000 per kilogram sampai dengan sekarang, harga beras aja sudah naik lebih dari 100 persen,’’ cetusnya.
Direksi PT Pos Indonesia (Persero) belum pernah melakukan peninjauan tentang kenaikan harga beras tersebut. Padahal kondisinya sudah jauh berbeda.
Dia merinci, para pensiunan Pos terakhir menerima uang ketupat sebesar Rp 750 ribu pada Idul Fitri 2019 dan sejak 2020 Direksi Pos tiba-tiba menghentikan uang ketupat tersebut.
Dia menilai, tidak pungkiri uang ketupat merupakan kebahagiaan tersendiri bagi ara pensiunan Pos. Sebab, dapat menerima utuh tanpa potongan pinjaman.
Uang ketupat dapat membanggakan diri kepada anak-anak untuk membeli baju atau roti sendiri pada saat lebaran tanpa membebani anak-anak karena dalam kehidupan sehari-hari sudah dibantu oleh anak-anak atau saudara.