JABAR EKSPRES- Berikut adalah kisah Abdurrahman Ibn Auf yang sangat dermawan, semoga kita bisa meneladani kisah yang akan kami paparkan pada artikel ini.
Suatu hari, Rasulullah Saw. meminta kaum muslimin untuk menyumbang harta bendanya. Sumbangan itu akan digunakan untuk membiayai peperangan me- lawan kaum kafir yang terus memusuhi kaum muslimin sehingga kaum muslimin tidak bisa beribadah dengan tenang dan tenteram.
Keselamatan mereka pun ter- ancam. Maka, kaum muslimin harus meningkatkan ke- waspadaan dan pertahanan, bahkan bila perlu menye- rang lebih dahulu. Namun, untuk melaksanakan hal tersebut, diperlukan banyak biaya.
Dari mana biaya tersebut bisa diperoleh jika bukan dari kaum muslimin sendiri? Demikianlah pertimbangan Rasulullah Saw. yang disampaikan kepada kaum muslimin sehubungan dengan niat beliau untuk memungut sumbangan.
Setelah memahami apa yang dimaksud oleh Ra- sulullah Saw., ‘Abdurrahman ibn ‘Auf bergegas pulang ke rumahnya. Kemudian dia segera kembali lagi ke ha- dapan Rasulullah Saw.
Sesampainya di hadapan sang Nabi, dia berkata, “Wahai Rasulullah! Aku punya uang 4.000 dirham. Kali ini aku akan menyumbang 2.000 dir- ham saja karena yang 2.000 dirham lagi akan aku ting- galkan untuk keluargaku.”
“Semoga Allah melimpahkan berkah-Nya kepadamu atas harta yang engkau sumbangkan maupun yang kau tinggalkan untuk keluargamu,” ucap Rasulullah Saw.
Demikianlah kedermawanan ‘Abdurrahman ibn ‘Auf yang tertulis dalam sejarah. Dia tak segan-segan me- nyumbangkan hartanya demi tegaknya agama Islam. Ketika Rasulullah Saw.
Memerlukan biaya untuk memper- siapkan Perang Tabuk, ‘Abdurrahman tak segan-segan mendermakan uang yang dimilikinya sebanyak 200 uqiyah (1 uqiyah = 29,75 gram emas).
Hal itu kemudian diketahui oleh ‘Umar ibn Al- Khaththab yang ketika itu sedang berada di samping Rasulullah Saw. Sahabat Rasul tersebut berbisik, “Agak- nya ‘Abdurrahman tidak meninggalkan uang sama sekali untuk istrinya.”
Setelah mendengar apa yang dibisikkan oleh ‘Umar ibn Al-Khaththab, Rasulullah kemudian bertanya kepada “Abdurrahman, “Engkau mendermakan uang begitu ba- nyak. Aku khawatir apakah engkau tidak meninggalkan uang sepeser pun untuk belanja istrimu?”
“Ada, ya Rasulullah. Untuk istriku lebih besar dari- pada yang kudermakan ini,” jawab ‘Abdurrahman. “Berapa?” tanya Rasulullah Saw. kemudian. “Sebanyak rezeki, kebaikan, dan upah yang dijanjikan Allah,” jawab ‘Abdurrahman sambil tersenyum.