“Jangka panjang, kami ingin membuat penawaran langganan yang bermanfaat bagi semua orang, termasuk pembuat konten, bisnis, dan komunitas kami pada umumnya,” tulis Meta dalam postingannya di blog .
“Sebagai bagian dari visi ini, kami mengembangkan arti dari lencana terverifikasi sehingga kami dapat memperluas akses ke verifikasi dan lebih banyak orang dapat mempercayai bahwa akun yang berinteraksi dengan mereka adalah asli,” tambahnya
Di sisi lain, layanan ini sangat mirip dengan fitur Twitter Blue versi Elon Musk yang dibandrol seharga US$ 8 atau setara Rp 121,6 ribu per bulannya. Centang biru Twitter ini juga memiliki banyak keistimewaan, diantanya memiliki fitur unggah video lebih panjang.
Perbedaannya, jika dalam Meta layanannya ini tidak akan melakukan perubahan apapun pada akun yang sudah lebih dulu diverifikasi yang menggunakan persyaratan perusahaan sebelumnya, termasuk popularitas dan keaslian. Sementara twiter telah mengumumkan rencana hangusnya centang biru terverifikasi gratisan versi lama.
Sebagai tambahan informasi, rumor menyangkut layanan ini telah berembus sejak awal bulan ini, ketika sebuah laporan dari TechCrunch membagikan referensi ke verifikasi berbayar di kode sumber Instagram.
Konsultan media sosial Matt Navarra pada kala itu mengunggah gambar yang diduga sebagai halaman pendukung untuk verifikasi berbayar di Instagram versi Australia atau Selandia Baru.