Jabarekspres.com – Penyebab keracunan makanan massal di Kampung Cilangari RW 11 Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat akhirnya terungkap.
Hasil laboratorium memastikan makanan yang diduga menjadi penyebab utama dalam peristiwa keracunan massal yang terjadi pada Minggu (12/2/23) lalu.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat Hernawan Wijayanto mengungkapkan, setelah pihaknya melakukan uji kepada empat sampel makanan yang disantap warga maka terdeteksi satu bakteri.
”Dari uji laboratorium sampel nasi putih, ayam goreng, tumis bihun, tumis kentang ditemukan kandungan bakteri Staphylococcus aureus di dalam nasi putih,” ungkapnya, Sabtu (18/2).
”Sementara sampel lainnya aman dari bakteri serta cemaran bahan kimia lain,” imbuhnya.
Menurutnya, bakteri Staphylococcus aureus adalah bakteri yang memiliki sifat resistensi kepada panas.
”Bakteri jenis ini banyak ditemukan pada permukaan kulit, lubang hidung, serta bagian tenggorokan dalam tubuh manusia dan hewan,” ujarnya.
Proses Berkembang Biak Cukup Pesat
Dia melanjutkan, saat bakteri telah berpindah ke makanan, proses kembang biaknya pesat serta akhirnya menyebabkan infeksi pencernaan.
Gejala yang ditimbulkan jika mengalami infeksi ini adalah diare, nyeri, kram perut, hingga mual serta muntah.
”Jika makanan terkontaminasi, bakteri ini dapat berkembang biak di dalam makanan dan menghasilkan racun yang dapat membuat orang sakit. Bakteri Staphylococcus aureus dapat dibunuh dengan proses pemasakan, tetapi racunnya tidak hancur dan masih dapat menyebabkan penyakit,” bebernya.
Bakteri ini diduga berkembang biak di makanan serta menghasilkan racun terutama jika makanan disimpan pada suhu kamar.
Racun mungkin ada dalam jumlah berbahaya pada makanan yang tidak memiliki tanda-tanda pembusukan, seperti bau yang tidak sedap.
”Makanan yang tidak dimasak setelah penanganan seperti irisan daging, produk unggas dan telur, susu dan produk susu, puding, kue kering, sandwich, dan lainnya sangat berisiko terkontaminasi Staphylococcus aureus,” terangnya.
Untuk diketahui sebelumnya, ratusan warga itu keracunan seusai menyantap hidangan di acara keagamaan yang digelar di Masjid Assaniyah, pada Sabtu (11/2/2023) malam.
Lalu pada Minggu (13/2/2023) pagi satu per satu dari warga itu harus menjalani perawatan medis. Dari total 106 warga yang keracunan tersebut, sebagian sudah mulai membaik dan pulih.