JABAR EKSPRES- Pada dasarnya hawa nafsu manusia selalu mendorong pada perbuatan yang buruk, sebagaimana firman allah SWT dalam al-qur’an surat yusuf :
Semua tindak kejahatan yang ada di dunia ini adalah disebabkan nafsu manusia yang tidak terkendali.
Dalam hal ini Allah SWT berfirman:”Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (Q.S. al-Syams: 9-10)
Oleh karena itu, sungguh sangat penting upaya jihad al-Nafs (jihad untuk menundukkan nafsu) agar nafsunya dapat dikendalikan dengan iman, seperti halnya orang yang sedang shaum ia dapat meninggalkan makan, minum, marah dan ber tengkar karena dorongan nafsunya dapat dikendalikan dengan imannya.
Berikut adalah Macam macam Kondisi Hawa Nafsu Manusia, Dalam Alquran diungkapkan, ada empat macam nafsu, yaitu
Nafsu Amaroh
Nafsu amaroh ialah nafsu yang senantiasa mendorong untuk berbuat jahat. Itulah nafsu yang belum mendapatkan sentuhan keimanan.
Nafsu musawalah
Nafsu musawalah ilalah nafsu yang sudah dipengaruhi dengan lingkungan dan pergaulan yang baik, ia ingin menyesuaikan dengan lingkungan dimana ia berada, ia malu dengan lingkungan di sekitarnya jika mau berbuat kejahatan.
Nafsu Lauwamah
Nafsu Lauwamah lalah nafsu yang menyadari akan kesalahan dirinya, tetapi kadang masih terdorong dengan nafsu jahatnya untuk ber buat sesuatu pelanggaran, tetapi di akhir ia suka menye. sali perbuatannya yang salah. Jiwanya masih labil dan kadang mudah tergoda, belum memiliki keteguhan iman dan pendirian yang kuat.
Nafsu Muthma’innah
Nafsu Muthma’innah lalah nafsu yang sudah istiqamah dan senang dengan berbuat baik, merasa berat untuk berbuat jahat, ia tidak mudah tergoda dengan bujuk rayu syetan, ia sudah teguh pendiriannya dan yakin bahwa petunjuk Allah yang pasti membawa keselamatan dunia dan akhirat.
Itulah kondisi nafsu manusia yang memerlukan didikan dan arahan dengan pengaruh lingkungan yang baik, suasana yang kondusif. Maka dari nafsu ammârah bisa menjadi nafsu musawwalah, kemudian dengan pengaruh pendidikan dan arahan, dari nafsu musawwalah bisa menjadi nafsu lawwamah dan dengan latihan dan pembiasaan dari nafsu lawwamah bisa menjadi nafsu muthmainn