JABAR EKSPRES- Gempa berkekuatan 7,8 SR belum lama ini mengguncang negara Turki. Sejauh ini, ada setidaknya lebih dari tujuh ribu orang di kabarkan tewas akibat gempa tersebut. Angka ini diperkirakan akan terus bertambah, selama pencarian masih berjalan.
Menurut laporan terbaru dari Reuters pada Rabu (8/2/2023), korban jiwa melonjak hingga 7.800 orang. Selain itu, gempa Turki menyebabkan 5.775 bangunan termasuk rumah sakit, sekolah, dan blok apartemen runtuh. Melukai puluhan ribu orang dan menyebabkan banyak orang kehilangan tempat tinggal.
Gempa bumi yang terjadi ini merupakan salah satu gempa yang terkuat dalam 100 tahun. terakhir yang melanda Turki. Turki pun memberlakukan darurat nasional untuk merespon bencana tersebut.
Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB Dr. Irwan Meilano, S.T., M.Sc., menjelaskan terdapat empat alasan mengapa gempa Turki ini dapat menyebabkan kerusakan parah. Pertama, gempa Turki memiliki magnitudo sebesar 7,8 yang termasuk skala gempa bumi besar. Kedua, pusat gempa Turki berada dekat dengan permukaan tanah yaitu sejauh 18 kilometer.
Alasan ketiga, terjadinya gempa susulan berulang setelah 11 menit dengan kekuatan 6,7 dan beberapa jam kemudian terjadi gempa susulan berkekuatan 7,5. Keempat, gempa Turki terjadi di lingkungan yang memiliki struktur bangunan yang tidak bagus.
Turki sendiri juga tengah menghadapi krisis ekonomi akibat inflasi yang berkepanjangan. Inflasi Turki per Oktober 2022 sendiri mencapai 85,51% dan menjadikannya tertinggi dalam 25 tahun terakhir.
Gimana Inflasi Mereka Saat ini? Angka inflasi Turki bisa dibilang mulai menurun, per 2023 angka tersebut ada di angka 57,68%. Namun, persentase ini masih belum bisa disebut ideal seperti sebelum terjadinya krisis energi akibat perang Rusia Ukraina yang mengakibatkan berbagai harga di Turki melonjak. Sebagai perbandingan, angka inflasi Indonesia sendiri hanya sekitar 5,28%.
Selain itu, mata uang Turki, Lira juga melemah hampir enam kali lipat dalam lima tahun terakhir. Sebagai perbandingan per Februari 2018 lalu, $1 setara dengan 3,74 lira, sedangkan per 6 Februari ini, $1 setara dengan 18,82 lira.