JABAR EKSPRES – Semenjak Elon Musk mengambil alih Twitter pada beberapa waktu silam, media sosial dengan ikon burung biru tampaknya siap meramaikan dunia fintech.
Meski sebagai penyandang gelar orang paling kaya sejagat raya, Elon Musk tetap akan merancang media sosial Twitter untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya, dikutip dari berbagai sumber.
Orientasi bisnis tentu menjadi langkah yang masuk akal ketika Elon Musk menghadapi pasang-surut permasalahan selama proses akuisisi Twitter, dari mulai dana setinggi langit hingga drama yang menyertainya.
Pendiri perusahaan Tesla itu juga mesti mengeluarkan triliunan dolar untuk bisa mengakuisisi Twitter. Harga yang sama sekali tidak murah. Sehingga, mau tidak mau modal pun harus segera kembali.
Semenjak mantan pendiri PayPal itu mengambil alih Twitter, medsos tersebut banyak melakukan pembaruan dan perubahan layanan. Setidaknya ia langsung merancang medsos tempat berkicau itu menjadi berbayar.
Menurut laporan dari berbagai sumber, bahkan orang yang berambisi memindahkan umat manusia ke planet Mars itu sudah merancang rencana untuk mendorong Twitter masuk ke dalam dunia fintech, khususnya bisnis payment.
Singkatnya, ia ingin menjadikan Twitter bukan hanya sebagai media sosial, namun juga mirip seperti dompet digital atau fasilitas pembayaran via aplikasi.
Beberapa media terkenal menyebut bahwa induk perusahaan Twitter telah melayangkan permohonan izin ke pemerintah terkait untuk menyediakan layanan pembayaran di aplikasi.
BACA JUGA: Rezeki Hadiah Saldo DANA Gratis Rp200 Ribu Langsung Cair, HALAL!
Seperti aplikasi fintech pada umumnya, Twitter berniat mengambil persentase kecil dari setiap aktivitas transaksi antarpengguna. Dengan begitulah setidaknya Twitter bisa mendapatkan penghasilan.
Bahkan, orang terkaya sedunia itu bahkan ingin agar operasi sistem pembayaran Twitter bisa juga dilakukan oleh para pengguna di seluruh dunia.
Ini bukan kali pertama. Sebelumnya, aplikasi serupa seperti WeChat juga sudah menjadi aplikasi yang memungkinkan penggunanya melakukan aktivitas transaksi antarpengguna.
Sebagaimana WeChat, tidak menutup kemungkinan pula bahwa Twitter bisa menjadi aplikasi untuk memesan bahan makanan, check-out pesanan e-commerce, hingga pembayaran tagihan, dsb.