Disdakoperin kota Cimahi akan Telusuri Kelangkaan Minyak

Jabarekspres – Kelangkaan Minyak Goreng bersubsidi dalam kemasan di hampir terjadi di seluruh pasar tradisional di Kota Cimahi.

Menanggapi kondisi ini, Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan Indusri (Disdagkoperind) Kota Cimahi Dadan Darmawan mengakui saat ini sedang terjadi kelangkaan Minyak Kita.

Menurutnya, setelah dilakukan kroscek di beberapa pasar tradisional, Minyak Kita kondisinya langka. Jikalau ada pun harganya naik sekitar Rp 15.000 sampai dengan Rp 17.000.

Meski begitu, minyak goreng dengan merek lain masih terbilang mencukupi, dan harganya relatif normal.

Untuk mengatasi kelangkaan Minyak Goreng kemasan ini, pihaknya bakal berkoordinasi ke Pemprov Jabar dan Kementerian Perdagangan.

‘’Kita akan membuat laporan ke Pemdaprov Jabar dan kementerian agar masalah ini segera diatasi,’’ kata Dadan.

Dia mengatakan, pihaknya juga akan menelusuri di wilayah Kota Cimahi mengenai kelangkaan Minyak Kita. Jangan sampai ada oknum-oknum yang melakukan penimbunan.

Semenatar itu, salah seorang pedagang sembako, Eti Suhaeti, 50, mengaku, semenjak kelangkaan minyak kita konsumen banyak yang beralih membeli minyak goreng kemasan merek lain.

Bahkan, ada juga yang menggunakan minyak goreng curah yang harganya jauh lebih murah.

‘’Untuk minyak goreng curah dijual hanya 13.000 per liternya, ini juga sudah saya kemas sendiri menggunkan plastik dengan berat seperempat liter,’’ ujarnya.

Eti mengakui, semenjak ada minyak kita masyarakat banyak yang memilih minyak goreng kemasan itu.

‘’Selain harganya murah hanya Rp 14.000 minyak kita tebilang bersih dan higienis dan kualitasnya juga sangat baik untuk menggoreng makanan,’’ ucapnya.

Pihaknya juga akan mencari tahu mengenai mahalnya harga minyak kita di tingkat distributor. Hal ini dilakukan mengingat pedagang menjualnya di atas Harga eceran Tertinggi (HTE).

Meski begitu, para pedagang eceran yang menjuakl di atas HET masih terbilang wajar. Sebab, para pedagang membelinya lebih mahal.

‘’Tapi kalau pedagang menjual tidak sesuai HET ya wajar karena belinya juga lebih dari HET dan pedagang tersebut tidak mau rugi,’’ ujar dia. (mg3/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan