Padahal menurut dia, pengentasan kemiskinan tidak serta merta harus dengan anggaran kemiskinan. “Lantas dikasi uang lalu selesai, tidak seperti itu. Tetapi harus jangka panjang, bagaimana kelompok marjinal bisa memberdayakan dirinya. Makanya harus ada pelatihan pembimbing termasuk anggaran. Jadi jangan hanya diberi ikan, tapi kailnya enggak ada,” terangnya.
Terpisah, Gubernur Ridwan Kamil mengaku, selama dirinya menjabat, desa tertinggal dapat dituntaskan secara sempurna.
1.000 Desa Nol Masalah
Bahkan Emil-sapaan akrabnya-Ridwan Kamil menyebutkan, dari sekitar 1.000 lebih desa tertinggal yang ada di Jabar, kini masalah telah diselesaikan.
“Dulu desa tertinggal dan sangat tertinggal itu hampir 1.000, dan di zaman kami sudah 0. Bahkan desa mandiri ada 37 desa,” rinci Emil di Gedung Pakuan, Kota Bandung belum lama ini.
Tak hanya itu, Emil juga mengatakan, Jabar merupakan satu-satunya provinsi yang memberikan alokasi dana untuk kemajuan desa.
“Itu biasanya dari bupati, wali kota dan menteri. Enggak ada dari gubenur (memberikan dan desa). Dan Jabar, ngasih Rp 700 miliar pertahun. Jadi kalau dikali 5 tahun berarti Rp 3,5 triliun. Jadi itulah Jabar sekarang nol desa tertinggal,” ungkapnya.
Bahkan untuk persolan kemiskinan sendiri, ia menuturkan, saat ini tengah mengalami penurunan yang cukup signifikan yakni sebesar 17.360 orang.
“Di tahun 2022, provinsi tetangga kami Jateng dan Jatim itu kemiskinannya nambah, padahal dana dari pusat kami (Jabar) lebih sedikit. Jadi sudah mah pas-pasan, terus ngasih dana ke desa, tapi angka kemiskinannya turun,” sebutnya.
Bahkan dari data tahun 2022 kemarin, Emil merincikan, angka kemiskinan mengalami penurunan hingga 17.360 dibandingkan DKI Jakarta hanya sebesar 7.110, Lampung 6.820, Sumatera Utara 6.100, dan Bengkulu 4.300.
“Untuk penambahan di tahun 2022, Jawa Timur 55.220, Jawa Tengah 6.790, Banten 15.640, dan Papua 14.200,” pungkasnya. (san)