BANDUNG – Persoalan banjir di Kota Bandung, terutama di kawasan Pasar Induk Gedebage masih kerap menghantui masyarakat.
Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, dengan inovasi kolam retensi hingga rumah pompa, yang bertujuan untuk meminimalisir genangan air.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Walhi Jabar, Dedi Kurniawan menyampaikan, langkah yang diambil Pemkot Bandung dalam mempercepat surutnya banjir perlu diapresiasi.
“Tapi yang jadi persoalan di Kota Bandung itu sudah tidak ada atau minim sekali resapan air, karena lahan sudah banyak dipakai pembangunan,” kata Dedi kepada Jabar Ekspres melalui seluler, Selasa (20/12).
Menurutnya, Pemkot Bandung jangan hanya fokus menangani cara supaya banjir cepat surut, tetapi diupayakan juga solusi pencegahannya.
“Kalau kolam retensi dan poma air itu supaya banjir tidak berangsur lama, biar genangan lebih cepat dialirkan ke sungai,” ucap Dedi.
“Kalau begitu, sampai kapan pun juga banjir akan tetap ada, karena tidak dilakukan pencegahan,” lanjutnya.
Dedi menerangkan, pencegahan yang dimaksudkan itu adalah pengelolaan saluran drainase, mulai dari level selokan perumahan hingga saluran air besar di Kota Bandung.
Dengan pembenahan drainase, maka debit air yang bertambah akibat hujan atau kiriman dari daerah hulu seperti Ujungberung, bisa dialirkan dengan benar ke sungai.
“Banjir itu terjadi karen air tidak mengalir dengan benar, jalur airnya tidak berfungsi, otomatis keluar sampai menggenangi jalan,” terangnya.
“Drainase itu bisa jadi di titik A sudah turun jalurnya tapi di titik B agak menanjak, itu bisa jadi faktor banjir juga karena tidak berfungsi dengan benar,” lanjut Dedi.
Sementara itu, keluhan atas kerap terjadinya banjir diungkapkan Arya Dayu Ditiar (26), warga Kecamatan Batununggal mengaku, banjir yang selalu menggenangi kawasan Gedebage dinilai sangat mengganggu.
“Kemarin yang paling parah menurut saya, soalnya itu banjirnya lama banget surut ditambah macetnya panjang banget,” ungkapnya.
Arya menuturkan, mobil yang dikendarainya itu pada 11 Desember 2022 lalu, terjebak macet sekiranya selama 45 sampai 60 menit.
“Itu dari jembatan Gedebage baru sampai stopan, belum lewatin pasar. Kalau mau paksain juga enggak sanggup karena banjirnya ternyata dalem,” tuturnya.