Jabarekspres.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung Barat telah menyiapkan berbagai langkah untuk mengantisipasi ancaman aktivitas Sesar Lembang yang membentang sepanjang 29 kilometer.
Berbagai langkah upaya untuk mengurangi dampak bencana akibat aktivitas Sesar Lembang itu sudah dilakukan sebelumnya.
Sesar Lembang sendiri, diketahui membentang sepanjang 29 meter yang meliputi wilayah Padalarang, Kabupaten Bandung Barat sampai Kabupaten Sumedang.
Di wilayah Sesar Lembang sendiri terdapat banyak pemukiman masyarakat sampai fasilitas pendidikan.
Terdata ada sebanyak 93 infrastruktur pendidikan yang masuk zona bahaya rawan gempa bumi tektonik akibat Sesar Lembang.
Menurut Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) KBB, 93 sekolah dikategorikan masuk zona bahaya lantaran berada pada jarak 1 kilometer dari garis Sesar Lembang.
Rinciannya, 55 sekolah menengah pertama (SMP), 13 sekolah menengah atas (SMA), serta 2 sekolah luar biasa (SLB).
Merespon hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Bandung Barat, Asep Dendih mengatakan, pihaknya telah mengusulkan aturan daerah supaya dijadikan peraturan bupati (Perbup) mengenai satuan pendidikan aman bencana (SPAB).
Pada aturan tersebut, akan dibuat sebuah standar operasional (SOP) bagi sekolah untuk menekan risiko bencana. Termasuk bencana gempa bumi dari Sesar Lembang.
“Perbup tentang satuan pendidikan aman bencana (SPAB) sedang kita godok bersama BPBD. Aturan ini berisi SOP yang harus dimiliki sekolah kaitan mitigasi bencana. Misalnya pembentukan tim penyelamat khusus serta SOP tatkala muncul bencana,” ucap Asep Kamis (8/12/2022) di Padalarang.
Asep mengatakan aturan ini dibuat dengan tujuan menekan risiko korban siswa dari sebuah tragedi bencana. Progres penyusunannya saat ini telah mencapai 90 persen. Maksimal akhir tahun ini, drafnya selesai serta tinggal menunggu persetujuan bupati.
“Sebenarnya wacana pembuatan Perbup SPAB ini telah mencuat cukup lama, tatkala kita berdialog dengan Save the Children Indonesia tahun 2021. Namun terhenti akibat beberapa hal. Rencananya tahun ini akan rampungkan berkaca pada kejadian gempa Cianjur,” beber Asep.
Mengenai langkah kepada 93 bangunan sekolah masuk zona bahaya Sesar Lembang, Asep menyebut pihaknya masih terus mendata sekolah mana saja yang masuk kewenangan Disdik KBB. Setelah semuanya selesai baru merumuskan jalan keluar secara menyeluruh.