Disperindag Jabar Klaim, Gempa Cianjur Sebabkan Naikanya Harga Telur

BANDUNG – Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat atau Disperindag Jabar mengklaim, gempa di Cianjur menjadi faktor utama penyebab naiknya harga telur saat ini.

Padahal, kenaikan harga itu sudah menjadi rutinitas tahunan setiap menjelang natal dan tahun baru (nataru), akibat ketidak mampuan pemandu kebijakan untuk menekan harga kebutuhan masyarakat.

Kepala Disperindag Jabar, Iendra Sofyan menjelaskan, naiknya harga ini karena banyaknya permintaan masyarakat untuk membantu korban gempa di Cianjur.

Kata dia, banyak permintaan dari masyarakat yang hendak memberikan bantuan kepada para korban gempa di Kabupaten Cianjur. Sementara jumlah korban meninggal dunia akibat gempa Cianjur sebanyak 334 orang hingga saat ini.

Dalam pencarian berjumlah 8 orang, 593 luka-luka berat, 49 orang dalam perawatan di rumah sakit, 114.683 mengungsi.

Bahkan, Iendra menganggap, kenaikan harga telur itu tidak terlalu signifikan meski naikknya hingga Rp 5.000 per kilo gramnya.

“Tapi sebetulnya naiknnya itu tidak terlalu signifikan, cuman ada dampak sedikit pengaruh dari sana (gempa Cianjur, red),” ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (5/12).

Maski Harga Telur Naik, Stok Kepokmas Dijamin Aman

 

Sementara, ketika disinggung terkait kondisi kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) lainnya, Iendra mengaku bahwa sampai saat ini dinilai masih terkendali.

Bahkan, berdasarkan hasil koordinasi dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Disperndag di kabupaten dan kota, dia mengatakan bahwa kondisi atau ketersediaan kebutuhan pokok di Jabar masih terbilang aman.

“Berdasarkan data yang kita punya, untuk ketersediaan juga masih aman. Kemudian dari pemantauan harga juga di lapangan (pasar) itu. Alhamdulillah masih terkendali,” ujarnya.

Maka dengan adanya hal tersebut, Iendra menuturkan bahwa secara umum terkait dengan kondisi kepokmas di Jabar dipastikan aman hingga akhir tahun 2022 nanti.

“Meskipun ada kenaikan, harga kepokmas tidak akan terlalu jauh dan saya kira ini dinamika seperti biasa,” pungkasnya.

Diketahui, jelang perayaan nataru 2022, harga kebutuhan pokok khususnya telur merangkak tajam hingga naik Rp 5.000 per kilo gram.

Saat ini harga telur di pasaran dijual Rp 32 ribu per kilo gram. Padahal sebelumnya, harga telur hanya dijual Rp 27 ribu per kilonya. (san)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan