Update Terbaru Akibat Erupsi Gunung Semeru Sebanyak 1.979 Warga Dievakuasi, Jepang Hadapi Ancaman Tsunami

Jabarekspres.com- Erupsi Gunung Semeru update. Membuat Jepang waspada dan membuat status level gunung merapi tersebut naik level dari level 3 siaga menjadi level 4 awas atau waspada. Pada hari Minggu (4/11/2022) sebanyak 1.979 warga harus dievakuasi karena khawatir aktivitas semeru yang mengancam keselamatan warga.

Berdasarkan laporan dari Pos Pantau Gunung Merapi Gunung semeru pada hari Minggu baru saja tertutup oleh kabut. Hasil gambar juga menunjukan luncuran panas sudah mencapai 19 kilometer bahkan sudah melewati Jembatan Gladak Perak. Dalam laporan tersebut juga , PPGA atau Pos Pantau Gunung Merapi memberikan informasi terkait 1.979 warga yang berhasil dievakuasi.

Dan saat ini sudah ada sekitar 11 pengungsian. Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengatakan bahwa awas panas sudah mengarah ke pemukiman di Kajar Kuning. Saat ini beberapa titik lokasi pengungsian sudah di siapkan. Beberapa kebutuhan yang diperlukan adalah makanan siap makan dan beberapa kebutuhan darurat untuk pengungsi. Saya danbundaakan terus standby di lokasi terdampak dan terus memantau keadaan APG yang mengarah ke beberapa pemukiman di Kajar Kuning,” tulisnya dalam Instagram resmi @thoiriqul.haq, dikutip Minggu (4/12/2022).

Ia juga akan terus melakukan proses evakuasi di beberapa kecamatan, yakni Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Rowokangkung, Kecamatan Candipuro dan Kecamatan Pasirian.

Sementara itu Jepang, akan dihadapkan dengan potensi Tsunami akibat dari erupsi Gunung Semeru. Lokasi potensi tersebut berada di Okinawa. Dikutip dari situs Japan Meteorological Agency (JMA), Minggu (4/12/2022), dijelaskan bahwa adanya kemungkinan timbulnya tsunami akibat letusan Gunung Semeru. Namun, ketinggian gelombang yang bisa ditimbulkan tidak diketahui. Bahkan Akibat Erupsi Gunung Semeru Jepang melakukan update peringatan untuk warganya.

Badan Meteorologi Jepang turut memberikan penjelasan mengenai perkiraan waktu tiba gelombang tsunami.

“Perkiraan waktu tiba di Jepang pada kasus awal adalah waktu ketika diasumsikan bahwa gelombang tekanan yang dihasilkan oleh letusan gunung berapi skala besar merambat dengan kecepatan 310 m/dtk dan tsunami dihasilkan,” jelasnya.

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan