Pengelola Wisata Belum Memiliki Jalur Evakuasi JIka Terjadi Pergerakan Sesar Lembang

Jabarekspres.com – Adanya gempa yanbg terjadi di Cianjur, membuat keberadaan obyek wisata di Kawasan Lembang harus melakukan mitigasi bencana sesar lembang. Sebab, berdasarkan penelitian kawasan lembang memiliki tingkat kerawanan terjadi gempa bumi.

Keberadaan sesar lembang disebutkan oleh para ahli bisa menyebabkan terjadinya gempa bumi seprti di Kabupaten Cianjur.

Kendati begitu permasalahannya selain pemukiman penduduk, di kawasan Lembang banyak ditemukan obyek wisata.

Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisparbud) Kabupaten Bandung Barat (KBB) Heri Pratomo menjelaskan, sebetulnya untuk yrusan mitigasi bencana kewenangannya di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Meski demikian, Disparbud selalu melakukan koordinasi dengan pelaku usaha wisata di kawasan lembang untuk segera menerapkan mitigasi bencana.

Bersama BPBD KBB, Disparbud sudah menyelenggarakan pelatihan mitigasi bencana yang dilakukan di sejumlah obyek wisata.

“Narasumbernya langsung dari BPBD dan beberapa pihak yang berkaitan dengan kebencanaan,” jelas Heri kepada wartawan, Kamis, (1/12).

Kendati begitu, berdasarkan hasil pendataan, obyek wisata di kawasan lembang sebetulnya sudah memahami menganai mitigasi bencana. Hanya saja, untuk jalur evakuasi untuk terjadinya gempa belum ada.

Sedangkan untuk jalur evakuasi untuk terjadinya letusan gunung berapi sudah ada. Sedangkan untuk sesar Lembang hingga saat ini masih belum ada.

Heri mengakui, selama ini masih banyak yang belum memahami tentang sesar lembang berikut dampaknya jika terjadi gempa.

Untuk itu, ketika terjadi gempa di Cianjur yang katanya disebabkan oleh sesar Cimandiri, hal ini menjadi bahan evaluasi untuk dilakukan mitigasi bencana kembali.

“Kita akan mencoba mengumpulkan teman-teman pengelola untuk menyikapi sejumlah kondisi yang tidak diharapkan saat terjadi bencana,” ujarnya.

Heri menambahkan, untuk melakukan mitigasi bencana sesar lembang, pihaknya akan mengajak sejumlah pelaku wisata agar masalah ini menjadi perhatian bersama.

‘’Kita akan segera sosialisasikan terlibih dahulu, sedangkan untuk penerapannya nanti akan dikalukan koordinasi bersama BPBD  Kabupaten Bandung Barat,’’ pungkasnya. (yan).

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan