Buntut Sekolah Ambruk, Bima Arya Evaluasi Disdik Besar-besaran

BOGOR – Wali Kota Bogor Bima Arya akan melakukan evaluasi besar-besaran di tubuh Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor. Hal itu dilakukan pasca ambruknya atap ruang kelas SDN Bantarjati 9 Kota Bogor beberapa waktu lalu.

Dirinya semakin jengkel lantaran lambannya respons dari perangkat terkait khususnya yang fokus menangani pada bidang sarana prasarana sekolah, sehingga berdampak pada kerjadian yang terbilang miris.

“Saya tidak mau lagi ada laporan kelas ambruk karena kelalaian dari Disdik. Saya akan evaluasi Disdik secara keseluruhan terutama kabid-kabidnya terutama kabid yang langsung bertanggung jawab kepada fisik,” ungkapnya dikutip Kamis 1 Desember 2022.

Politikus PAN itu juga menekankan, agar Disdik jemput bola jika ada kejadian serupa dan meminta untuk dilakukan audit fisik pada semua sekolah di Kota Bogor.

“Kalau tidak mampu turun ke bawah jangan jadi kabid,” tegasnya.

Dirinya membeberkan, kejadian kerusakan di ruang kelas pada SD yang terakhir direnovasi di tahun 2004 itu, sudah dilaporkan sejak bulan Oktober lalu dan kelas yang mengalami kerusakan juga sudah dikosongkan.

Menurutnya, Disdik telat menindaklanjuti laporan tersebut, bahkan kata dia, harusnya Disdik gerak cepat menanggapi itu.

“Sejak dilaporkan dua bulan itu lama, karena masalah pendidikan itu masalah nyawa jadi begitu masuk laporan jadi harus inovasi,” serunya.

 

Bima Arya Pastikan Proses Belajar Mengajar Tatap Berjalan

 

Dengan begitu, Bima Arya memastikan kegiatan belajar mengajar di SDN Bantarjati 9 tetap berjalan meski ada kelas yang ambruk.

“Saya pastikan bagaimana pengaturan pembelajarannya ibu Kepala sekolah menjelaskan bisa diatur dan dibagi ruang kelasnya, ini akan langsung dianggarkan di tahun 2023 Rp200 juta untuk perbaikan,” sebutnya.

Sementara itu, Plt Kepala Sekolah SDN Bantarjati 9, Suci Iriyanti menambahkan, bahwa kegiatan belajar mengajar di SDN Bantarjati 9 tetap berjalan dengan membagi tiga shif pembelajaran.

“Jadi, kita kan ada 17 kelas sementara 3 ruang itu tidak digunakan karena membahayakan siswa. Saya kondisikan kelas bawah 3 shif, kelas 1 pagi, lanjut kelqs 2 dan kelas 3 sehingga pembelajaran full sampai sore,” tukasnya. (yud)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan