Selanjutnya, Dr Dradjat R. Suardi mengungkapkan kesenjangan informasi ini telah mengakibatkan munculnya mitos-mitos yang dipercaya oleh mayoritas masyarakat soal kanker payudara.
“Mayoritas masyarakat percaya bahwa kanker merupakan penyakit turunan. Padahal jika melihat statistik, penyakit kanker yang dipicu oleh faktor genetik turunan hanya 5%. Selebihnya yakni, 95% bukan akibat faktor turunan,” ungkap Dr Dradjat.
Menurutnya, proses terjadinya penyakit kanker bisa akibat dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor genetik baik turunan maupun bukan turunan.
“Sedangkan faktor eksternal adalah akibat faktor Biologi, Kimiawi dan Fisik seperti terkena paparan sinar matahari berlebihan dan berulang-ulang hingga mengakibatkan trauma fisik,” ujarnya.
Kanker payudara sebenarnya bukan penyakit baru. Akan tetapi, kanker payudara telah ada sejak zaman sebelum masehi. Pasien kanker payudara stadium awal usia harapan hidupnya bisa mencapai 90 persen.
Karena itu ketika seorang perempuan didiagnosis kanker payudara, lebih baik segera mengikuti prosedur medis yang disarankan dokter spesialis yang berpengalaman.
“Jika sudah tahu stadium awal justru harus segera berobat, sehingga tingkat harapan hidupnya masih sangat tinggi. biasanya pada stadium awal biasanya payudara belum mengalami banyak perubahan,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua YKI Jabar, dr Indra Wijaya menjelaskan seputar penyakit kanker paru-paru. Menurutnya, Kanker paru-paru merupakan salah satu jenis penyakit dengan angka kematian tertinggi. Semua orang bisa berisiko menderita kanker paru-paru.
“85 persen kanker paru-paru berhubungan dengan eksposure rokok. Namun kanker paru-paru bisa juga terjadi pada orang yang bukan perokok atau yang sudah berhenti merokok,” ujarnya.
Selain terpapar asap rokok, kata Dia, kanker paru-paru juga bisa dipicu oleh konsumsi makanan tidak sehat secara berlebihan, kurang berolahraga serta terlalu banyak mengkonsumsi zat pengawet dan lainnya.
“Karena itu, pasien penderita kanker paru-paru saat ini banyak terjadi di kalangan usia muda,” tambahnya.
Kesenjangan penyakit kanker terjadi di negara berkembang, hal tersebut kata Dia, terlihat saat negara maju mengalami penurunan, ternyata secara global kasus penyakit kanker justru mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Kesenjangan jumlah kasus kanker di negara maju dan negera berkembang, menurut dr Indra Wijaya adalah akibat dari pengobatan kanker komprehensif yang hanya tersedia di lebih dari 90% negara berpenghasilkan tinggi.