Jabarekspres.com — Sebagai bank pembangunan daerah (BPD) Jawa Barat, bank bjb memiliki komitmen untuk memajukan kesejahteraan masyarakat di berbagai lini. Tak terkecuali kesejahteraan para petani yang telah banyak berkontribusi pada ketahanan pangan masyarakat.
Salah satu wujud komitmen bank bjb pada kesejahteraan petani khususnya di Jawa Barat adalah dengan mendukung terselenggaranya acara ‘Pasar Pasisian Leuweung’. Acara tersebut digelar pada Minggu 13 November 2022 di Taman Hutan Raya Juanda, Kota Bandung.
Pasar Pasisian Leuweung adalah kegiatan gelar produk hasil hutan dari para petani, termasuk para petani muda yang tergabung ke dalam program Milenial Jawa Barat. Acara ini diinisiasi oleh Dinas Kehuatanan Jawa Barat berkolaborasi dengan bank bjb, dan turut didukung oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat.
Dalam Pasar Pasisian Leuweung, terdapat pula kegiatan penjualan berbagai produk olahan hasil hutan yang diproduksi oleh para pelaku UMKM di Jabar. Di dalamnya juga terdapat talkshow, workshop video mapping, dan dimeriahkan oleh pertunjukan musik Karinding, tari Jaipong, Pencak Silat, hingga pagelaran angklung.
Acara ini diselenggarakan dengan tujuan untuk membangun wadah bagi para petani di Jawa Barat, khususnya yang tergabung ke dalam kelompok Tani Hutan dan Petani Milenial, untuk mengembangkan akses penjualan produk hasil hutan. Selain itu, Pasar Pasisian juga bertujuan membantu memangkas rantai distribusi produk petani hingga harga yang ditawarkan ke konsumen bisa lebih murah.
Pemimpin Divisi Corporate Secratery bank bjb Widi Hartoto mengatakan, dukungan bank bjb terhadap acara Pasar Pasisian Leuweung adalah salah satu wujud komitmen perusahaan dalam meningkatkan taraf ekonomi masyarakat. Dalam hal ini, mendorong pemberdayaan petani untuk meraih hasil penjualan dengan lebih berdaulat dan menguntungkan.
“Diharapkan acara ini dapat menghadirkan simbiosis mutualisme antara petani dan konsumen. Sekaligus juga menjadi ajang transaksi yang mensejahterakan tidak hanya petani, melainkan juga seluruh masyarakat di sekitar hutan,” ungkap Widi. (*)