Sementara itu, Ketua Tim Kerja Diabetes Melitus, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan RI, dr. Esti Widiastuti M, MScPH mengatakan, Peningkatan angka orang dengan diabetes sangatlah memprihatinkan. Untuk itu, Pemerintah mengupayakan pengendalian penyakit diabetes sekaligus penyakit penyertanya, seperti neuropati diabetik.
“Pada neuropati diabetik, pemerintah bekerjasama dengan organisasi profesi telah menyusun upaya tata laksana mengurangi nyeri karena neuropati diabetik. Nyeri neuropati diabetik kerap menimbulkan keluhan tidak hanya fisik, namun juga mempengaruhi mood dan kualitas hidup penderita diabetes,” ujarnya.
Nyeri yang berlangsung kronik bahkan dapat menyebabkan timbulnya keluhan depresi. Dengan tata laksana ini, diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup orang dengan diabetes.
“Kami mengapresiasi inisiatif P&G Health atas komitmen terus-menerus dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dengan edukasi neuropati dan kesehatan saraf secara umum, juga pentingnya deteksi dini yang dapat diakses dengan aplikasi NEUROMETER untuk menilai tingkat risiko neuropati,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), DR. Dr. Wismandari, SpPD, K-EMD menjelaskan, Diabetes adalah penyakit menahun (kronis) berupa gangguan metabolik yang ditandai dengan kadar gula darah yang melebihi batas normal.
“Permasalahan yang ada saat ini terkait penyakit diabetes adalah sebagian besar, sekitar 3 di antara 4 orang penderita diabetes tidak menyadari kalau dirinya menderita penyakit diabetes dan kurangnya kesadaran terhadap kontrol berkala,” ungkapnya.
Orang dengan diabetes memiliki risiko komplikasi seperti stroke, penyakit jantung koroner, arteri perifer, retinopati diabetik, nefropati diabetik dan neuropati. Komplikasi diabetes, selain dapat menimbulkan kematian, juga dapat mengurangi kualitas hidup, contohnya gangguan neuropati diabetik yang dapat membuat penderita tidak menyadari bila ada luka pada tubuhnya. Oleh karena itu, orang dengan diabetes harus teratur melakukan konsultasi atau kontrol ke dokter, patuh pada rekomendasi penanganan yang diberikan oleh dokter dan melakukan deteksi dini risiko penyakit penyerta.
Dokter Spesialis Saraf, DR. dr. Rizaldy Taslim Pinzon, M.Kes,Sp.S menjelaskan, Rasa kebas, kesemutan, rasa seperti tertusuk, dan sensasi panas atau terbakar di tangan dan kaki merupakan gejala umum dari neuropati yang dapat memengaruhi kualitas hidup pasien.