Jabarekspres.com – Ketulusan dan keikhlasan para pahlawan kemerdekaan patut jadi tauladan generasi muda untuk bebuat baik.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua MPR RI Yandri Susanto, saat mengunjungi Kantor DPP LDII pada Kamis 9 November 2022.
”Keteladanan yang dapat diambil dari peringatan Hari Pahlawan adalah ketulusan dan keikhlasan para pejuang,” tegasnya.
Menurutnya, ketulusan dan keikhlasan itulah yang membuat para pahlawan kemerdekaan bisa membangun bangsa dan merdeka. ”Setelah merdeka pun rakyat Indonesia khususnya Surabaya bersatu kembali untuk mengusir para penjajah Inggris,” ujarnya.
Dia menilai, dengan ketulusan dan keikhlasan juga generasi muda bisa berkontribusi untuk bangsa, meskipun tak sebesar para pahlawan kemerdekaan.
”Untuk itulah kami terus menggaungkan perlunya menanamkan ketulusan dan keikhlasan, agar generasi muda Indonesia tidak mudah terpengaruh dalam berita yang mengarah ke adu domba,” ungkap pria kelahiran Bengkulu ini.
Arti pahlawan di era saat ini adalah orang yang bisa berbuat baik terhadap sesama. Sehingga, Yandri berharap dalam hidup bermasyarakat generasi muda bisa berbuat baik seperti para pahlawan Kemerdekaan.
”Kebaikan yang dilakukan bisa apa saja dari pelbagai aspek kehidupan,” tuturnya.
Pada kesempatan lain, Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro (Undip) Singgih Tri Sulistiyono mengatakan pertempuran rakyat Surabaya melawan para penjajah pada 10 November 1945, jadi episode penting sejarah bangsa Indonesia. pasalnya, para pahlawan kemerdekaan ini kembali harus berhadapan dengan pasukan elit Inggris.
”Pada bulan Agustus 1945, Jepang masih mendominasi di Indonesia, hingga pengoboman Hiroshima dan Nagasaki. Meski, Jepang telah menyerah kalah, 15 Agustus 1945, namun pasukan sekutu yang terdiri dari Amerika Inggris hingga Belanda, itu belum datang ke Indonesia,” ungkap Singgih yang juga Ketua DPP LDII itu.
Dia membeberkan, mulai bulan Oktober, pasukan sekutu mulai datang, baik lewat Jakarta maupun Surabaya yang menjadi salah satu kota besar di Indonesia, ”Nah, kebetulan pasukan sekutu dari negara Inggris berlabuh ke Surabaya, untuk menjaga keamanan setelah kekalahan Jepang dalam perang dunia kedua,” terangnya.
Dari pihak Indonesia mencurigai kedatangan pasukan sekutu diboncengi dengan pasukan Belanda yang kerap disebut NICA (Netherlands Indies Civil Administration) dan AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies).