Dengan adanya rekaya budaya, para seniman dapat memperjuangkan hal-hal yang benar untuk kebaikan atau perubah dimasa depan.
Sesuai dengan teman ICAS-Fest kali ini Navigating Identity & Creativity on Artwork. Karya seni sebagai media perlawanan adalah untuk menyuarakan pentingnya perubahan dan pembebasan atas kepentingan-kepentingan orang serakah yang merugikan semua pihak.
Jika seni tidak ada lagi di dunia ini dan tidak di beri kebebasan berkontribusi untuk menggugah perubahan, maka setiap perlawan dan harapan akan turut musnah.
Dengan demikian ISBI Bandung turut mempertahankan seni budaya dengan mengadakan agenda tahunan salah satunya yaitu ICAS-Fest ini.
ICAS-Fest yang diadakan oleh Pascasarjana ISBI Bandung menyuguhkan beragam seni yang penuh makna dan perjuangan. Selama 2 hari mulai dari tanggal 10-11 November 2022 ICAS-Fest diselenggarakan secara luring dan daring.
Pada rangkaian sajian karya inovatif terdapat 9 penyaji seni pertunjukan dari berbagai bidang seni. Yakni Halo ole dari Sulawesi Teggara; Baphaang dari Kalimantan Barat; Ngaruhu’k’Ng dari ISBI Bandung; Rahasia dari Aceh; Ligar Huma dari Banten; Rea dari ISBI Bandung; Ngaruwat Bumi : Endapan Ingatan dari ISBI Bandung; Garitia ‘Grene’ dari ISI Padang Panjang; dan Sa Papua dari Papua. *