Perkebunan Sagu jadi Fokus Kementan untuk Produk Olahan

JAKARTA – Komoditasi Perkebunan Sagu sampai saat ini masih banyak diminati. Bahkan, tingkat kubutuhannya masih tinggi.

Sagu sebagai komoditas perkebunan memiliki potensi luar biasa, jadi peluang usaha menarik dan menguntungkan.

Direktur Perlindungan Perkebunan Ditjen Perkebunan  Kementerian Pertanian (Kementan) Baginda Siagian mengatakan, pasar sagu di Indonesia masih terbuka luas.

‘’Saat ini banyak pelaku usaha baru yang mengguluti bisnis sagu sebagai basis pangan lokal,’’ kata Baginda dalam keterangannya, Selasa, (24/9).

Dia mengatakan, kementerian pertanian akan terus mendukung petani dan pelaku usaha agar terus berkreasi supaya sagu menjadi beragam produk pangan sehat.

Pengelohan Perkebunan Sagu menjadi solusi jitu hadapi krisis pangan dunia. Namun untuk mewujudkannya dibutuhkan kolaborasi, sinergi dan komitmen bersama.

Dengan begitu, produk turunan yang dihasilkan dari perkebunan sabu akan memiliki nilai tambah untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.

‘’Sagu bisa menjadi bahan pangan lokal untuk ketahanan pangan nasional,” ujar Baginda Siagian.

Produk turunan dari perkebunan sagu bukan hanya tepung sagu, produk-produk pangan yang berasal dari sagu saat ini sudah banyak ditemui.

Mie Sagu dan Biskuit adalah produk olahan yang berasal dari bahan baku sagu. Bahkan, produk olahan sagu sangat aman dan bergizi untuk dikonsumsi anak-anak.

Sago Mee, merupakan mie berbahan baku sagu ini sangat digemari berbagai kalangan. Selain karena varian rasa beragam dan rasanya yang enak, kandungan Sago Mee aman dikonsumsi karena Gluten Free, Low Glycemic Index Non-GMO, Non-MSG dan Rich Prebiotic.

‘’Kemasan menarik serta cara penyajiannya pun mudah dikonsumsi, ditambah tak sulit mencari produk pangan dari sagu ini karena bisa ditemukan di marketplace,’’ kata dia.

Juniar selaku pemilik Sago Mee PT. Langit Bumi Lestari mengatakan, SagoMee telah launching sejak Oktober 2020.

Saat ini mayoritas dijual ke Jawa dan Sumatera, secara online maupun offline. Kemasan cup Sago Mee untuk di daerah Jawa dibandrol seharga Rp. 10.000. Sedangkan untuk Sumatera sebesar Rp. 12.000.

“Sago Mee sudah ekspor beberapa kali ke Malaysia. Saat ini beberapa negara lainnya sedang approach untuk ekspor Sago Mee seperti Europe, USA,” ujar Juniar saat dihubungi Tim Ditjen Perkebunan (22/10).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan