Kabupaten Bandung Direndam Banjir

JabarEkspres.com, KAB. BANDUNG – Banjir merendam beberapa titik di wilayah Kabupaten Bandung, termasuk di daerah Kecamatan Baleendah.

Melalui informasi yang dihimpun Jabar Ekspres, belum selesainya persoalan banjir disebabkan oleh bermacam faktor, salah satunya alih fungsi lahan.

Akibat alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan atau kavling di wilayah Kecamatan Baleendah, berdampak pada genangan air yang merugukan masyarakat.

Menurut salah seorang warga komplek Grand Panuusan Indah, Aam (54) mengatakan, sejak 22 Oktober 2022 kemarin, malam hari hujan turun hingga pagi hari.

“Jadinya rumah saya terlihat sendiri, ini terendam banjir. Gara-garanya diakibatkan meluapnya saluran irigasi sungai Cijambe,” kata Aam, Senin, 24 Oktober 2022.

Dia mengaku, sejak Sabtu kemarin, air mulai masuk ke dalam rumahnya dengan ketinggian sekiranya mencapai 50 sentimeter.

“Dari hari Sabtu malam itu air sampai hari Minggu malam-malamnya masih belum surut juga,” ujar Aam.

“Saya berharap pihak ada penyelesaian untuk banjir ini, soalnya drainase kurang terkelola,” tambahnya.

Oleh sebab itu, menurut Aam, akibat saluran irigasi sungai Cijambe meluap, berdampak pada genangan air yang merendam ke pemukiman warga hingga masuk ke dalam rumah.

Banjir tersebut terjadi di Perumahan Kavling Grand Panuusan Indah dan Kavling Mutiara Panuusan RW11, Desa Malakasari, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung.

Sementara itu, Kapolresta Bandung, Kombes Pol Kusworo Wibowo mengimbau, bagi masyarakat yang lingkungannya tergenang banjir agar bisa mengawasi anak-anak.

“Agar tidak bermain di parit dan mengawasi dengan baik, jangan sampai ada anak-anak yang terseret arus di selokan atau sungai,” ucap Kusworo.

Dia menyarankan, bagi jalan yang sudah tergenang oleh luapan air, maka perlu diwaspadai dan masyarakat harus lebih berhati-hati saat melintasinya.

“Kami minta petugas kepolisian ada di lokasi (banjir) mengarahkan mana yang bisa dilewati mana yang tidak,” imbuhnya.

“Seandainya ada jalan yang tidak bisa dilewati karena airnya tinggi, maka kami minta rekayasa arus lalulintas, sehingga tidak menimbulkan antrean yang panjang atau bisa dibelokkan ke jalan alternatif,” pungkas Kusworo.*** (Bas)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan