BANDUNG BARAT – Enam Ketua PAC Partai Demokrat Kabupaten Kabupaten Bandung Barat memutuskan mengundurkan diri.
Mereka mramai-ramai mengundurkan diri karena dinilai internal partai yang dinilai sudah kurang demokratis.
Mantan Ketua PAC Demokrat Ngamprah Aos Firdaus mengatakan, pilihan mengundurkan diri tersebut berbuntut dari rangkaian musyawarah pemilihan DPD Provinsi Jawa Barat yang dinilai dianggap tidak demokratis.
“Kami kurang sejalan, dan gairah serta nurani berpolitik kami sudah tidak sejalan lagi,” kata Aos saat dihubungi Selasa, (11/10).
Aos mengaku, para kader partai Demokrat yang mengundurkan diri tersebut memilih untuk fokus pada pekerjaannya dan tidak mau lagi berhubungan dengan partai politik.
“Selain alasan internal yang kurang demokratis atau pun aspirasi politik yang sudah tidak sejalan lagi, ada juga yang fokus pada pekerjaannya,” ungkap Aos.
Adapun enam Ketua PAC Demokrat yang memilih hengkang dari partai, selain Aos, ada Herman Satibi (Saguling), Siolihin Fachrurozy (Cipeundeuy), Asep Nurjaman (Cipongkor), Deden Sihabuddin (Sindangkerta) serta Budi Santosa (Gunung Halu).
Para kader yang mengundurkan diri tersebut rata-rata mengabdi bertahun-tahun, bahkan dirinya mengabdi pada Partai Demokrat selama 17 tahun.
” Semuanya sudah lama mengabdi di Demokrat, rata-rata 5 tahun, bahkan saya sendiri sudah 17 tahun lebih, tapi sekarang saya resmi mundur dari Partai Demokrat” Ujar Aos.
Ketika disinggung apakah para ketua PAC tersebut akan bergabung dengan Partai lain? Aos mengaku sudah banyak tawaran untuk bergabung dengan partai lain. Pihaknya lebih banyak memperhitungkan dan tidak tergesa-gesa untuk mengambil keputusan.
“Saya pribadi banyak sudah banyak yang meminang, tapi tenang dulu, jangan tergesa-gesa,” kata Aos.
Akan tetapi, buat para kader yang sudah mengundurkan diri sebagaian besar lebih memilih untuk focus pada urusan pribadinya dan melanjutkan pekerjaan.
“Ada yang udah keterima jadi PNS, jadi mereka fokus pada pekerjaannya, dan tidak tertarik lagi pada politik” tutur Aos.(mg1/yan).