JabarEkspres.com, BOGOR – Sebanyak lima ribu paket daging disalurkan untuk warga Kampung Cibadak, RT01/01, Desa Cijeruk, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Kamis, 6 Oktober 2022, malam.
Bantuan Gubernur Jawa Barat tersebut disalurkan oleh Jabar Quick Response (JQR) berkolaborasi dengan YSI (Yayasan Server Indonesia).
Koordinator Relawan Jabar Quick Respon (JQR) Bogor, Depok dan Bekasi (Bodebek) Asep Solehudin mengatakan bantuan tersebut pertama kali dilaksanakan.
“Sebenarnya kegiatan ini sudah disiapkan dari awal bulan september hanya baru bulan ini terealisasi karena emang kendala perizinan dari para donatur dari luar, hari ini kita bagikan lima ribu paket,” ujar Asep kepada wartawan.
Program tersebut menyisir setiap kota diantaranya,Kabupaten Cirebon, Indramayu Kabupaten Garut termasuk Kabupaten Bogor dengan jumlah seribu paket.
“Dari inventarismen awal, untuk saat ini CPM-nya atau Calon Penerima Manfaatnya kita punya kategori yang layak dibantu dalam artian dalam hal sosial atau ekonominya menengah ke bawah,” tambahnya.
Dalam Program JQR terdapat sebanyak sembilan kanal di antaranya masalah kesehatan, pendidikan, difabel, kemudian santunan yatim-piatu, bantuan rumah darurat roboh, lalu pembangunan rumah-rumah ibadah, sekolah darurat roboh selanjut ada pembanguan jembatan darurat yang jadi penghubung dua wilayah dan yang terakhir kebencanaan.
“Sejauh ini yang paling banyak aduan itu di masyarakat Jawa Barat itu hampir empat puluh persen itu di kesehatan dan memang urutannya kesehatan, pendidikan disabilitas sama yatim,” lanjutnya
Untuk wilayah yang masuk dalam musim penghujan terkait aduan kebencanaan hampir lima puluh aduan dari 27 kota dan kabupaten di Jawa Barat.
“JQR tengah melakukan assessment bencana yang di daerah Cianjur. Bahkan, ada juga aduan yang masuk soal jembatan putus dan JQR melibatkan relawan di 27 kota/kabupaten yang sudah diaktivasi,” kata Asep.
Warga yang ingin mengdukan kepada JQR bisa www.jabarqr.id yang didalamnya terdapat penjelasan dan tata cara pengaduan yang hanya membutuhkan kurang lebih sepuluh hingga lima belas menit.
Asep lebih menambahkan, ada juga masyarakat menengah ke bawah yang mengeluhkan masalah aktivasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).