JabarEkspres.com, BANDUNG – Dampak penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) berdampak pada perubahan harga kacang kedelai yang kini mulai merangkak naik.
Salah seorang pedagang Tahu di Pasar Kircon (Kiaracondong), Abdul Latif (28) mengaku, penjualan pun terpaksa mengalami kenaikan harga karena naiknya harga bahan baku.
“Saya hitung per satuan (Tahu), karena kedelai naik jadi saya naik juga harga jualnya. Ukuran (Tahu) kecil itu Rp600 sekarang jadi Rp650,” kata Abdul kepada Jabar Ekspres di Pasar Tradisional, Kiaracondong, Kota Bandung.
Pria yang sibuk melayani pembeli itu melanjutkan, untuk Tahu berukuran besar, harga per satuannya dijual semula Rp900 kini menjadi Rp1.000.
Melalui pantauan Jabar Ekspres di lokasi, Tahu-Tahu yang dijajakan Abdul dibungkus dengan beragam jumlah. Untuk ukuran kecil per bungkusnya diisi 8 Tahu, sementara yang ukuran besar diisi 6 Tahu.
“Kalau dihitung per hari, sehari saya bisa keluar (terjual) itu sampe 2.000 (Tahu),” ujarnya.
Abdul atau akrab disapa Odoy itu mengakui, kenaikan harga kedelai dirasakannya mulai sejak tiga hari ke belakang, tepatnya pada 30 September 2022.
“Ke penjualan buat sekarang belum ada kerasa dampak, misalkan pembeli berkurang,” ucapnya.
“Soalnya pas mulai naik harga, saya kasih tau dulu pembeli kalau harga Tahu naik karena bahan bakunya naik, tapi enggak masalah,” lanjut Odoy sambil melayani pembeli.
Kendati demikian, Odoy mengkhawatirkan, jika di kemudian hari masyarakat mulai membatasi pembelian Tahu karena harganya yang berubah.
“Harapan saya kalau bisa turun lagi harganya, yang penting normal aja biar enggak ada yang rugi,” imbuhnya.
Sementara itu, kenaikan harga kedelai sudah diumumkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Barat (Jabar).
“Memang sudah ada kenaikan harga (kedelai) di pasar terutama dari distributor atau Kopti (Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia) baik di Kopti maupun diluar Kopti itu sudah ada kenaikan harga,” papar Kepala Disperindag Jabar, Iendra Sofyan.
Berubahnya harga kedelai juga dinyatakan oleh Ketua Paguyuban Tahu dan Tempe Jawa Barat, M Zamaludin. Menurutnya kenaikan harga kedelai tak hanya disebabkan oleh penyesuaian harga BBM.