JabarEkspres.com, BANDUNG – Untuk membantu masyarakat usai adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) akan menggelar kegiatan bazar pangan murah di 27 kabupaten kota-kabupaten.
Sekretaris DKPP Jabar, Drh. Indriantari menjelaskan bahwa kegiatan tersebut nantinya akan melibatkan produsen-produsen dari sebelas bahan pangan strategis seperti beras hingga daging ayam dan telur.
“Jadi saat pelaksanaan bazar pangan murah itu nanti produk dari produsen yang akan datang ke bazar kita subsidi sebesar Rp2 ribu per kilogram nya, sehingga nanti ketika sampai ke konsumen tidak akan naik (harga),” ucapnya saat ditemui di Cihampelas walk (Ciwalk), Kota Bandung, Rabu, 28 September 2022.
Meski akan melakukan kegiatan tersebut, Indriantari mengaku untuk ketahanan pangan di Provinsi Jawa Barat sendiri hingga saat ini masih terbilang mencukupi.
Apalagi kepada bahan bahan-bahan pangan strategis kata dia, persediaannya saat ini juga masih tercukupi.
“Bahan pangan strategis yang kita sebut di antaranya ada beras yang paling utama itu sangat tercukupi. Kemudian cabai, bawang, daging ayam, juga telur ayam yang harganya masih naik turun sudah bisa terkendali,” ujarnya
“Maka dari itu ebetulnya untuk produksi kita tetap mencukupi untuk kebutuhan. Karena kita daerah produksi dan konsumsi di Jawa Barat karena massa atau penduduknya banyak,” imbuhnya
Sebelumnya, untuk mengantisipasi terjadinya kenaikan harga bahan pokok di pasar, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa barat akan berkoordinasi dengan DKPP Jabar untuk menggelar pasar murah.
Bahkan kata Kepala Disperindag Jabar Iendra Sofyan hal tersebut dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk membeli bahan pokok dengan harga yang lebih murah.
“Yang dilkukan saat ini adalah di level hulu atau di tingkat hulu, yaitu Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) akan menggelar pasar murah. Jadi, artinya para petani atau peternak akan diberikan kesempatan berjualan langsung kepada masyarakat sehingga menghentikan mata rantai dan kemudian harganya masih di level hulu,” ucapnya, Selasa, 27 September 2022, kemarin.*** (San)