JAKARTA – Shopee juga dikabarkan melakukan PHK lanjutan pada staf di Singapura, setelah mengumumkan PHK besar-besaran di Indonesia.
Menurut laporan Business Times, dikutip dari Straits Times, Selasa (20/9), PHK Shopee kali ini terjadi di bagian staf sumber daya manusia (SDM), operasi regional, pemasaran, dan produk dan teknik.
Mengutip sumber yang mengatakan bahwa beberapa pekerja, termasuk yang di Singapura dan China, mulai menerima email pemberitahuan tentang PHK mereka tak lama setelah pertemuan town hall di seluruh departemen pada hari Senin (20/9).
Menurut pihak Shopee dalam pernyataan Creative Media and Publishing Union (CMPU), karyawan yang terkena dampak pemutusan hubungan kerja (PHK) terbaru Shopee akan diberikan paket kompensasi yang sesuai.
Shopee, cabang e-commerce Sea, yang terdaftar di Bursa Efek New York, awal tahun ini telah memangkas pekerja di tim ShopeeFood dan ShopeePay di wilayah tersebut.
Perusahaan induknya telah melakukan langkah-langkah pemotongan biaya yang ekstensif dalam beberapa bulan terakhir, dengan harapan menghasilkan pendapatan di tengah lingkungan global yang menantang dan penurunan luas dalam saham teknologi.
Awal bulan ini, perusahaan dikabarkan memangkas staf di divisi game Garena dan juga unit penelitian dan pengembangan Sea Labs.
Seorang juru bicara Shopee mengatakan dalam sebuah pernyataan “Perubahan ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan kami untuk mengoptimalkan efisiensi operasi dengan tujuan mencapai swasembada di seluruh bisnis kami.”
Di Indonesia, berdasarkan data yang dihimpun oleh Ecommurz dalam daftar pencari kerja di industri startup, kebijakan PHK paling berdampak ke pekerja di posisi Operation Analyst, Customer Care, QA, dan Talent Acquisition.
Principal Nilzon Capital John Octavianus menjelaskan posisi tersebut adalah cost-center dan merupakan biaya variabel terhadap jumlah transaksi.
“Resesi akan mengakibatkan penurunan aktivitas ekonomi dan penurunan permintaan produk/jasa oleh masyarakat. Bisa dibilang, keputusan pahit ini diambil karena manajemen mengantisipasi proyeksi transaksi yang melandai di platform mereka,” kata John kepada CNBC Indonesia. (bbs)