KAB. BANDUNG BARAT –Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dikeluhkan peternak sapi perah di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) karena berdampak pada ongkos produksi.
Salah satu peternak sapi Lembang, Siti Anisah (36) mengaku harus mengeluarkan biaya lebih untuk pakan dan biaya perawatan sapi perah. Sementara produksi susu sapi belum kembali normal akibat dari pemulihan wabah PMK.
“Jelas sangat berdampak, seperti harga pakan yang udah naik, satu ikat jerami, jadi naik harganya 7ribu, asalnya 6ribu” ucap kata peternak asal Kampung Pojok Girang, Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, pada Jumat (16/09/22).
Selain harga jerami yang naik, ongkos produksi pakan lainnya seperti onggok untuk sapi bakal dipastikan akan mengalami kenaikan harga. Sebab, hampir semua peternak membeli onggok di luar wilayah.
“Onggok yang biasanya beli satu karungnya itu 30ribu, adanya kenaikan BBM ini, pasti naik, soalnya tidak semua beli disini, ada yang diluar juga kan,” tutur Siti.
Siri mengaku, harga BMM yang naik juga berpengaruh juga saat membawa rumput untuk pakan sapi dengan kendaraan.
Ia mengatakan, peternak sedang menghadapi pasca pagebluk penyakit mulut dan kuku (PMK) yang belum normal, menjadikan hasil produksi belum maksimal, kenaikan BBM ini sangat menghimpit para peternak.
“Karena kemarin PMK, produksi belum kembali normal, biasanya dari empat ekor sapi bisa menghasilkan 80 liter susu sekarang menjadi 40liter,” ujar Siti.
Hasil produksi yang menurun dampak wabah PMK juga menghambat proses kembang biak sapi perah.
“Sekarang untuk berkembang biak (birahi) aja susah, di luar sapi kayak yang terlihat sehat, tetapi dalamnya kan tidak tahu,” ungkap Siti.
Saat ini dirinya sedang menunggu pencairan bantuan dari pemerintah pasca wabah PMK menyerang sapi-sapinya. “Untuk saat ini sedang menanti pencairan bantuan dari pemerintah,”pungkasnya.*(Mg1)