Airlangga Hartarto Inginkan Tradisi ‘Yaa Qowiyu’ Tetap Dilestarikan

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang turt mendampingi Menko Airlangga mengaku, tradisi Yaa Qowiyuu sarat akan kebaikan.

Menurutnya trasdisi ini sudah tiga tahun tidak bisa digelar secara bersama-sama. Suasana saparan Kue Apem sangat identik dengan tradisi Yaa Qowiyu ini yang berdoa untuk memohon diberikan keselamatan.

“Yaa Qowiyyu sebenarnya sebagiannya doa. Doa agar kita semua diberikan kekuatan. Doa agar kita semua selamat,” ujar Ganjar.

Untuk diketahui, penggunaan kue Apem dalam tradisi masyarakat Jawa banyak memiliki makna filosofi.

Dalam sejarahnya, Kue Apem sendiri berasal dari Bahasa Arab Afwan atau Affuwun yang berarti memohon ampun.

Namun karena lidah masyarakat Jawa kurang baik dalam pelafalan Afwan maka menyebutnya dengan kata Apem.

Jadi saparan Kue Apem yang dilakukan sebagai tradisi Ya Qowiyu merupakan tradisi berdoa bersama untuk memohon ampun agar diberikan keselamatan. (yan)

 

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan