Pelaku Mutilasi di Bantaeng Sempat Ajak Mesum Korban, Keduanya Masih Remaja

MAKASSAR – Pengakuan A (17) yang membunuh siswi SMA inisial M (16) hingga mutilasi di Bantaeng karena motif kecewa dan sakit hati. Korban sempat diajak mesum pelaku, namun ditolak.

Pengakuan A disampaikan oleh Kapolres Bantaeng AKBP Andi Kumara saat merilis kasus pembunuhan siswi SMA dan dugaan mutilasi di Bantaeng. Tindakan mutilasi di Bantaeng dikatakan Andi Kumara, dilakukan setelah pelaku memastikan korban sudah meninggal.

“Dari keterangan pelaku mengakui memotong kaki korban menggunakan batu setelah korban telah meninggal dunia,” kata Andi Kumara menjelaskan kronologi dugaan korban dimutilasi di Bantaeng, Senin, (12/9).

Ia mengatakan, motif mutilasi di Bantaeng dilatarbelakangi oleh rasa cemburu pelaku kepada korban. Sebab, korban yang menolak mesum pelaku, membenarkan jika memiliki pacar baru. Pelaku dan korban sempat cekcok sebelum terjadi peristiwa berdarah.

Namun, A mulai naik pitam. Ia mencekik leher korban dari belakang dengan tangan kanannya. Sementara, tangan kiri pelaku menarik tubuh korban ke belakang.

Keterangan awal pelaku di hadapan penyidik Polres Bantaeng, bahwa penyebab mutilasi di Bantaeng itu karena dua motif, yakni sakit hati dan cemburu.

“Pelaku menghabisi korban (M) karena motif cemburu dan sakit hati,” kata Andi Kumara menjelaskan motif mutilasi di Bantaeng setelag korban meninggal dunia.

Tidak hanya itu, pelaku mengakui membunuh korban seorang diri. Awalnya, pelaku mengahak korban ke permandian Eremerasa. Dari situ, korban diajak lagi ke Sungai Biangloe. Jaraknya sekitar 5 meter dari Permandian Eremerasa. Tujuan pelaku mengajak korban ke Sungai Biangloe untuk memastikan apakah korban memiliki pacar selain dirinya.

Di lokasi itu pula, pelaku mengajak mesum korban. Tapu ditolak. Korban juga mengakui memiliki pacar baru hingga terjadi cekcok.

“Setelah menganiaya korban hingga tidaksadarkan diri, pelaku kembali memukul kepala bagian belakang korban dengan menggunakan batu sungai,” kata dia.

Dugaan mutilasi di Bantaeng terjadi setelah korban meninggal dunia. Mayatnya dipindahkan ke tempat tersembunyi supaya tidak dilihat orang, Kemudian korban memotong betis kiri jasad siswi SMA itu memakai batu.

Hanya kurang dari 24 jam setelah jasad korban pembunuhan dan dugaan mutilasi diBantaeng ditemukan oleh warga, polisi berhasil menangkap pelaku di rumahnya pada Minggu malam.

Tinggalkan Balasan