Rektor Baru ISBI dan Kerja Ansambel Serta Kolaboratifnya

JabarEkspres,com, BANDUNG – Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung telah melantik rektor baru.

Peroleh raihan suara sebanyak total 28 suara, Dr. Retno Dwimawarti, S.Sen., M.Hum ditetapkan sebagai Rektor ISBI periode 2022-2026.

Retno secara resmi dilantik oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim di Jakarta, pada Rabu, 8 September 2022.

Dirinya menyebut, misi utama adalah melanjutkan perencanaan strategis rektor sebelumnya.

“Misinya, melanjutkan restra. Ini harus diteruskan. Jadi bagaimanapun renstra jadi titik pijak kami untuk melangkah,” ungkap Retno di ISBI Bandung, pada Jumat, 9 September 2022.

Dia menambahkan, ISBI Bandung saat ini memiliki peluang yang besar. Sebuah peluang yang muncul atas adanya UU No 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan.

Pemajuan kebudayaan tersebut, kata Retno, mesti dilakukan di segala bidang, lantaran bisa menuntut ISBI Bandung dapat berkiprah lebih jauh di bidang seni budaya.

“Kami punya porsi lebih besar untuk memberikan kontribusi pada masyarakat dan negara,” imbuhnya.

Maka pola kerja ansamble dan kolaboratif, dimunculkan oleh Retno.

“Keinginan saya, semua harus bekerja sama. Harapannya, ketika semua bersinergi harus bareng-bareng, gotong royong, karena motto saya motto kerja ansamble,” kata Retno.

Adapun program yang dibawa olehnya, berkenaan menyoal pengembangan tridarma perguruan tinggi, sumber daya manusia, penambahan prodi baru, perluasan lahan dan infrastruktur kebudayaan.

Lalu upaya perubahan status ISBI Bandung menjadi Badan Layanan Umum (BLU), serta perihal Stategi kebudayaan dalam upaya pemajuan kebudayaan.

Untuk BLU itu sendiri, Retno menjelaskan, hal itu berkaitan dengan kemandirian kampus ISBI Bandung.

“Kalau sekarang kerja sama harus kerja sama PNBP Umum, dan itu tidak boleh diambil, harus disetorkan,” jelasnya.

“Jadi nanti jadi BLU bakal lebih memungkinkan. Sebetulnya kerja-kerja nanti, bekerja mandiri untuk kehidupan di ISBI Bandung ini,” tambahnya.

Apabila sudah seperti itu, center of tourism bukanlah hal yang mustahil terealisasikan di ISBI Bandung. Dirinya mengatakan, program yang bakal dicanangkan itupun bisa mengembangkan potensi-potensi yang ada.

“Karena kami punya pilar untuk konservasi, rekonstruksi, revitalisasi dan inovasi, saya kira semua basic yang kami punya di kebudayaan ini bisa dikembangkan,” pungkasnya.*** (zar)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan