“Datanya tidak tersedia dalam studi khusus ini, tetapi sesuatu yang harus kita semua pikirkan adalah, determinan sosial macam apa yang menempatkan kelompok tertentu dalam risiko lebih besar daripada kelompok lain?”
Para peneliti yang terlibat dalam penelitian ini berfokus pada tiga gangguan hipertensi yang berkembang setelah 20 minggu kehamilan, yakni hipertensi gestasional, preeklamsia, dan eklampsia.
Hipertensi gestasional adalah peningkatan tekanan darah selama kehamilan. Dalam beberapa kasus, hipertensi gestasional dapat menyebabkan preeklamsia, yang telah dikaitkan dengan tanda-tanda kerusakan pada ginjal, hati, darah, dan otak. Menurut Mayo Clinic, eklampsia terjadi ketika kejang berkembang.
“Preeklamsia (melibatkan) komplikasi lain yang terkait dengan tekanan darah tinggi, seperti protein dalam urin, sakit kepala; terkadang kalian bisa mengalami disfungsi hati atau pembengkakan,” kata Cameron.
Dai menambahkan, setiap gangguan dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi, yang mengarah pada risiko kematian atau kelahiran prematur yang lebih tinggi.
Dalam studi ini, Cameron mengatakan jika tim tidak dapat mengidentifikasi mengapa gangguan hipertensi telah meningkat dari generasi ke generasi karena datanya tidak tersedia.
“Faktor lain yang dapat memengaruhi hipertensi seperti berat badan saat hamil, data tidak tersedia selama waktu yang kami lihat, jadi kami benar-benar tidak dapat melihat kedua hal tersebut dalam waktu bersamaan,” katanya.
Dia menyebut, fakta bahwa data mencakup rentang waktu yang begitu luas – 1995 hingga 2019 – merupakan nilai tambah. (main2.id)