BANDUNG – Puluhan orang yang mengatasnamakan dirinya tergabung dalam Aliansi Rakyat dan Santri Jabar Pecinta Kyai, mendatangani sekretariat DPW PPP Jawa Barat, Jumat (2/9).
Para pengunjukrasa menuntut Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa untuk mundur dari jabatan, karena dianggap pernyataannya menghina kyai.
Untuk diketahui, Suharso Manoarfa dinilai telah mencederai perasaan para kiai melalui pernyataannya soal amplop kiai saat di KPK. Suharso dituding merendahkan kiai.
Meski begitu, Suharso Manoarfa langsung mengklarifikasi pernyataannya tersebut. Sekaligus meminta maaf kepada para Kiai dan ulama.
Permintaan maaf tersebut disampaikannya secara terbuka setelah menghadiri acara sekolah politik yang digelar selama dua hari bagi kader PPP di Bogor.
Meski permintaan maaf secara terbuka, pihaknya tetap akan mealkukan aksi hingga Suharso mengundurkan diri dari Ketua Umum PPP.
“Suharso telah menghina martabat Kyai , yang menyatakan ‘Amplop Kiai’ turun dari jabatannya,”kata Koordinator aksi Galih Bachtiar di depan sekretariat DPW PPP Jawa Barat.
Para pengunjukrasa mengeluarkan 5 tuntutan, yakni mendesak Suharso Monoarfa untuk meminta maaf kepada kyai seluruh Indonesia dan mengundurkan diri sebagai Ketua DPP PPP.
Para Mahasiswa juga menyerukan kepada para Kyai dan Santri untuk bersatu melawan Suharso Monoarfa karena telah mencoreng nama baik kyai di Indonesia.
Mahasiswa meminta agar Presiden RI Joko Widodo memberhentikan Suharso Monoarfa sebagai Menteri di kabinetnya dan mendesak dewan syariah DPP PPP untuk memecat Suharso Monoarfa.
Galih Bakhtiar menyerukan, untuk memboikot dengan tidak mencoblos PPP dalam pemilu nanti jika tuntutannya tidak dipenuhi.
“Jika Suharso tidak mundur dari jabatannya di partai, maka kami mengajak masyarakat untuk tidak mencoblos PPP dan keluar dari PPP,”ucapnya.
Terkait dengan surat pengunduran diri Suharso sebagai Ketua Umum PPP yang belum diterima, Galih mengatakan hal itu hanya alasan Suharso.
Jika PPP tidak mau kehilangan suara umat, tidak mau kehilangan suara rakyat, lebih baik Suharso harus dipaksa mundur oleh dewan syariah.
Suharso yang mengaku belum menerima surat dari para majelis partai, itu kebohongan publik, hanya alasan belaka. Pasalnya, surat dari para majelis sudah beredar di medsos bahkan di media,”cetus dia.