Terbangun Tidur pada Malam Hari, Inilah Penyebabnya

JabarEkspres.com – Bagi kamu yang sering terbangun tidur pada malam hari, tenang. Itu adalah hal yang wajar, kok.

Banyak orang, atau bahkan kamu sendiri, sering terbangun di saat malam hari. Padahal, sebelumnya kamu merasa begitu lelah.

Terbangun pada malam hari itu jauh lebih baik ketimbang kesulitan tidur pada malam hari.

Jawaban menurut ahli adalah seperti berikut. Terbangun saat tengah malam adalah sesuatu yang wajar terjadi pada orang-orang.

Terbangun saat tengah malam adalah bagian dari perasaan alami manusia, yang dicetak di dalam DNA.

Kesimpulannya, terbangun saat tengah malam, atau bangun empat hingga enam kali dalam semalam, masih dianggap sebagai sesuatu yang wajar.

Namun, menurut pakar tidur Dr. Jose Colon, via Men’s Health, hal tersebut akan berbeda cerita jika kamu terbangun dan kesulitan untuk kembali tertidur.

Hal ini menurutnya dapat disebabkan dengan beberapa hal. Salah satunya  menurut penulis The Sleep Diet itu adalah akibat kepanasan.

Bisa saja AC dirumah kamu tidak dingin atau cuaca tidak mendukung membuat panas ruangan yang berlebih.

Pada kasus yang seperti ini, pakar lain, Dr. Marc Leavey dari Mercy Medical Center di Baltimore menyarankan, untuk mandi air hangat tepat sebelum jam tidur.

Menurut Leavy, tubuh yang terpapar air hangat, akan mengalami penurunan suhu, membantu orang lebih mudah tertidur lelap.

Selain karena kepanasan, kebiasaan orang main gadget sebelum tidur, jadi alasan mengapa orang kerap bangun saat tengah malam.

“Mata yang terekspos pada sinar (gagdet) di malam hari menghambat tubuh menghasilkan melatonin, yang adalah hormon tidur,” ungkap peneliti dari Carroll University, Richard L. Hansler, Ph.D.

Agar tidur lelap, kata Hansler, tidurlah dengan lampu dalam keadaan padam, dan tidak mengakses ponsel anda hingga terlelap.

Selain di atas, stress jadi salah satu alsan orang sulit tidur nyenyak hingga pagi harinya. Stress adalah salah satu penyebab orang untuk tidur dengan nyaman di malam hari.

Meditasi adalah yang dianjurkan Lekeisha A. Sumner, Ph.D., seorang psikolog dari University of California.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan