Contoh Puisi Kemerdekaan Indonesia yang Bisa Menggugah Hati dan Jiwa

Jabarekspres.com- Hari Kemerdekaan Indonesia, merupakan hari bersejarah yang mana banyak perngorbanan keringat, darah, hingga air mata untuk mendapatkannya. Mengekspresikan perasaan syukur karena telah merdeka bisa diekspresikan lewat puisi. Berikut adalah puisi kemerdekaan yang menggugah jiwa.

Di bawah ini merupakan contoh puisi kemerdekaan yang bisa dijadikan inspiransi kamu dalam menulis puisi kemerdekaan 17 Agustus 2022.

Biasanya, puisi kemerdekaan ini berisi tentang semangat juang, rasa syukur, dan ada juga yang untuk mengenang jasa para pahlawan kemerdekaan.

Langsung saja, berikut merupakan contoh puisi kemerdekaan Indonesian 17 Agustus.

 

Musium Perjuangan

Oleh Kuntowijoyo

 

Susunan batu yang bulat bentuknya

berdiri kukuh menjaga senapan tua

peluru menggeletak di atas meja

menanti putusan pengunjungnya.

Aku tahu sudah, di dalamnya

tersimpan darah dan air mata kekasih

Aku tahu sudah, di bawahnya

terkubur kenangan dan impian

Aku tahu sudah, suatu kali

ibu-ibu direnggut cintanya

dan tak pernah kembali

Bukalah tutupnya

senapan akan kembali berbunyi

meneriakkan semboyan

Merdeka atau Mati.

Ingatlah, sesudah sebuah perang

selalu pertempuran yang baru

melawan dirimu.

 

 

 

17 Agustus

oleh A.J Anwar

 

Orang jahat selalu lebih kukuh dalam niat busukny

Tak perlu banyak orang untuk merusak sebuah negara

Cukup beberapa koruptor untuk

menyikat ludes uang rakyat

Beberapa pejabat bebal menggagalkan pembangunan

Beberapa politisi memecah belah rakyat

Beberapa provokator licik untuk memicu kerusuhan

Beberapa orang fanatik membenturkan agama

Beberapa tangan terselubung merawat prasangka

Beberapa preman meresahkan masayarakat

Cukup “setitik nila merusakkan susu sebelanga”

Dan bahwa jumlah mereka melimpah, tak pernah cuma seberapa, maka negara hanya punya peluang terbuang

Dan Selamat Hari Kemerdekaan

saudara sebangsa

Selamat Hari Kemerdekaan

Mari berbaris membelanya!

 

Baca juga: Contoh Puisi Kemerdekaan 17 Agustus, Penuh Semagat Perjuangan dan Nasionalisme!

 

Mengenang

oleh Yuliani Megantari

 

Muak jadi budak

Mereka maju dengan penuh yakin

Menentang benteng besi bersama

Sembilan obor telah menancap di sudut- sudut bumi

Bumi yang telah basah

Ketika mereka bergegas

Di pintu pagi yang cemas

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan