Berhasil Lolos dari Peluru Brigadir J, Kemampuan Tembak Bharada E Akan Diuji

JABAREKSPRES.COM – Kemampuan menembak Bharada E atau Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu yang dikatakan sudah jago bahkan jadi pelatih akan di uji. Komjen (Purn) Susno Duadji yang merupakan salah satu anggota tim khusus menyebutkan akan dilakukan rekontruksi untuk melihat kemampuan tembak Bharada E.

Hal ini disebutkan Susno karena kemampuan Bharada E dinilai sakti. Dalam kondisi tertekan dibawah ancaman tembakan dari brigadir J tidak ada yang mengenainya bahkan tanpa terluka sedikitpun. Sementara tembakannya menembus badan Brigadir J hingga tewas.

“Saya katakan tadi sakti juga ini anak. Tujuh lawan lima (tembakan). Ditembak duluan. Dan yang lima ini tergores saja enggak. Jadi, sakti namanya kan?,” kata Susno Duadji dikutip dari kanal Hersubeno Point, Minggu (31/7).

Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri itu menilai Bharada E adalah sosok manusia sakti.

Itu dilihat saat Bharada E yang ditembak duluan tujuh kali oleh Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat menurut keterangan yang dilansir polisi, tetapi semuanya meleset.

Oleh karenanya, tim khusus yang dibentuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo akan membuka secara terang benderang, apakah benar Bharada E atau Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu itu memang jagoan menembak.

“Apa jago tembak beneran, itu akan dibuka, karena tidak cukup hanya mengatakan saya jago tembak, bahkan saya pelatih,” katanya.

“Ya, kalau di media itu bisa (ngomong). Dia pelatih dan jago tembak walaupun baru masuk polisi,” ujarnya.

Susno Duadji menduga ujian yang dilakukan salah satunya dengan diberi senjata dan sejumlah peluru sejumlah itu.

Kemudian, diperagakan posisi tembak-menembak sebenarnya.

“Ditanya berapa lama tembak-tembakan itu. Oh sepuluh detik atau lima detik, habiskan semua peluru selama lima detik dengan menembak boneka atau patung yang tingginya mirip korban Brigadir J,” kata Susno.

Dia melanjutkan, hanya dalam uji nanti atau dikonstruksikan itu, salah satu yang hilang adalah tidak dalam kondisi psikologis seperti saat kejadian. Dalam arti, tidak ada yang mengancam atau menembak duluan. (poj)

 

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan