Jabarekspres.com – Diablo Immortal akhirnya sudah tersedia bagi gamer iOS, Android, dan PC Windows di Indonesia. Sebelumnya, game buatan Activision Blizzard ini sudah meluncur di beberapa negara tertentu pada 2 Juni 2022.
Informasi, Diablo Immortal mengambil latar belakang cerita setelah Diablo II: Lord of Destruction, dan hanya bisa dimainkan secara online.
Menurut tim pengembang, game ini akan tampil dengan deretan karakter, cerita, dan konten tambahan baru.
Saat pertama kali diumumkan, pengembang berencana akan meluncurkan game ini untuk perangkat mobile alias perangkat iOS dan Android.
Berjalannya waktu, Activision Blizzard memutuskan Diablo Immortal juga akan merambah ke platform PC Windows.
Pengembang mengatakan, Diablo Immortal akan mendukung fitur cross-play antara kedua platform. Dengan fitur ini, player bisa bermain game di PC dan mobile bermain bersama.
Direktur game Diablo Immortal, Wyatt Cheng, mengungkap beberapa hal baru lainnya yang dapat gamer temukan di game ini. Disebutkan, game versi PC ini akan mendukung kontroler, mouse dan keyboard, dan skema kontrol WASD baru.
Tak hanya itu, game ini juga akan menampilkan fitur cross-save yang memungkinkan player untuk dapat melanjutkan game mereka di PC ke HP Android atau iOS–atau sebaliknya.
Dua pekan setelah dirilis ke beberapa platform, gim Diablo Immortal dari Blizzard sukses mengantongi sekitar USD 24 juta (sekitar Rp 355 miliar). Hal ini diungkap dalam laporan Appmagic.
Mengutip Engadget, Rabu (22/6/2022), dalam estimasi yang dibagikan ke GameDev Reports, perusahaan analitik mengatakan, gim free-to-play tersebut sudah diunduh hampir 8,5 juta kali selama jangka waktu yang sama.
Appmagic juga menyebut, 26 persen unduhan datang dari Amerika Serikat (AS) dengan sebagian besar pendapatan dari game besutan Blizzard itu berasal dari sana. Tercatat, pemain AS menyumbang sekitar 43 persen dari pendapatan.
Dikutip dari Gamerant, AppMagic mengatakan, game ini terus bertumbuh secara eksponensial pada basis pemainnya, serta di jumlah uang yang dikeluarkan pemain untuk mendapatkan barang langka.
Terlepas dari kritik terkait sistem monetisasi tersebut, tampaknya belum ada perkiraan yang mengharapkan gim ini akan gagal.