Tren Fashion Crop Top Makin di Gandrungi, Begini Sejarahnya

JABAREKSPRES.COM – Tren Crop Top atau baju atasan dengan model minimalis yang memperlihatkan bagian perut, ternyata awalnya diciptakan untuk kaum pria. Namun siapa sangka, akhir-akhir ini justru lebih digandrungi wanita.

Tidak semua orang berani menggunakan crop top, karena harus berani memperlihatkan bentuk perutnya. Namun banyak juga yang memakainya dengan lapisan luar seperti cardigan atau blazer.

Panjang busana ini cukup pendek, crop top akan menampilkan otot perut hingga pinggang. Bahkan beberapa orang memakai crop top untuk menunjukkan bagian pusar.

Sejarah lahirnya crop top diawali sejak tahun 1930an, di mana terdapat penjatahan kain di era Perang Dunia II. Dikutip dari Native Fashion, sejarah crop top mencatat bahwa fashion item ini juga memiliki nama lain half shirt, midriff top hingga cutoff shirt.

Sejarah Crop Top juga bisa dilihat dari unggahan Crop Tops Are For Guys di Tumblr. Disitu dikupas awal mula crop top yang diciptakan sebagai pakaian pria pada periode 1970-an.

“Kaus crop top aslinya diciptakan oleh pria untuk pria dan sudah menjadi bagian dari sejarah fashion pria sebelum wanita mulai memakainya,” tulis situs tersebut seperti dikutip The Guardian.

Asal mula lahirnya trend satu ini adalah keberadaan aturan pakaian di pusat kebugaran. Yakni adanya larangan keras untuk berlatih tanpa baju atasan. Untuk menyiasatinya, para binaragawan memotong bagian bawah kaus agar dapat melihat otot perutnya saat berolahraga.

Crop top masih mendominasi fashion pria di era 80-an, terlebih lagi setelah sejumlah aktor Hollywood memakainya di film yang mereka bintangi. Sebut saja Johnny Depp dengan baju football seperut di film ‘A Nightmare on Elm Street’ (1984).

Masuk ke dekade 90-an, crop top mulai diadaptasi sebagai baju wanita. Madonna, Britney Spears, hingga Gwen Stefani menebar aura seksinya dengan crop top. Perlahan citra crop top sebagai simbol maskulin mulai luntur.

Namun belakangan, status tersebut kembali diklaim oleh para pria. Seiring perkembangan gerakan bebas berekspresi tanpa melihat gender alias gender fluid.

Tinggalkan Balasan