“Kita gunakan dana desa untuk alat-alat berat untuk mengurug (memadatkan) tanah sawahnya. Alhamdulillah, pekerjanya gotong royong warga dari tiap RW berkontribusi,” tambahnya.
Menurut Dadan, antusias masyarakat dinilai tinggi, sebab mereka secara sukarela bersedia membantu proses pembangunan jalan penghubung tersebut.
Tentu bagi masyarakat hal itu menjadi kabar baik, sebab di samping mempermudah aktivitas, mempercepat waktu perjalanan, juga bisa meningkatkan perekonomian karena jika panen tiba tak perlu memakan waktu serta biaya lebih.
“Lebih efisien semua aktivitas dengan adanya jalan itu. Alhamdulillah, setelah sekian lama kini bisa saya realisasikan akses jalan penghubung dengan bantuan dan dukungan banyak pihak, (terutama) pemilik lahan juga masyarakat,” tutur Dadan.
Dia menerangkan, selain memudahkan warga dalam beraktivitas, dengan adanya akses jalan penghubung itu dapat menambah daya jual tanah.
“Karena sudah ada jalan otomatis harga jual tanah bisa naik. Contoh, misalkan yang semula satu tumbak harganya Rp1 juta dengan adanya jalan jadi Rp5 juta per tumbaknya,” pungkas Dadan.
“Itu salah satu faktor para pemilik lahan bersedia secara ikhlas menghibahkan tanahnya. Di samping bisa meningkatkan harga jual, juga bisa menabung amalan baik karena manfaatnya (jalan) bagitu besar,” tutupnya.*** (Bas)