Jabarekspres.com, Bandung – Pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts memastikan, dalam laga perempat final Piala Presiden 2022 melawan PSS Sleman, skuad Maung Bandung tidak akan mengakhiri pertandingan dengan adu penalti.
Juru strategi Pangeran Biru itu menambahkan, skuadnya bakal berusaha keras supaya tidak ada penalti dalam pertandingan yang akan dihelat pada Jumat (1/7) di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung.
“Harus tidak diakhiri melalui adu penalti,” tambahnya.
Dalam konferensi pers yang digelar pada Kamis (30/6) tadi, Robert bersikeras bahwa skuadnya bakal menuntaskan laga secara 90 menit. Tanpa drama titik putih.
“Melihat ke depan untuk melaju ke semi final,” katanya.
“Ini akan menjadi jalan kami untuk meraih tiket semi final dan tidak ada hal yang kami pikirkan,” imbuh Alberts.
Pelatih asal Belanda itu pun menyoroti kekuatan PSS Sleman. Menurutnya, klub lawan merupakan tim yang meningkat dari segi permainan. Dengan begitu, kata Alberts, mereka mempunyai gaya bermain yang sangat cepat.
“Dihuni pemain yang skillfull juga, kami menaruh hormat kepada mereka,” ujarnya.
Selain itu sejumlah pemain disorot pula. Termasuk pemain asing milik lawan. “Permainan yang bagus. Tentunya mereka juga punya target yang sama yaitu lolos ke semi final,” lanjutnya.
Kendati demikian, Alberts menyayangkan, imbas dari tragedi yang menewaskan dua Bobotoh Persib. Skuadnya bakal bermain tanpa penonton.
“Kami harus bermain di stadion yang kosong lagi. Itu pula yang harus kami perhatikan,” paparnya.
Dia mengaku, tentunya situasi itu menyedihkan. “Para pemain ingin bermain di hadapan suporter yang fantastis,” tandasnya.
Melihat kondisi tersebut, pelatih PPS Sleman, Seto Nurdiantoro mengaku, justru ikut menyesalkan laga nanti bakal tanpa kehadiran penonton.
“Kehadiran penonton bisa memberikan motivasi yang lebih, tapi kan tidak dengan hadirnya penonton. Tidak ada yang menguntungkan buat kami,” ungkapnya.
Seto bahkan tidak melihat kesempatan itu sebagai keuntungan bagi anak asuhnya. Pasalnya, dia juga berharap supaya kompetisi bisa dihadiri penonton.
“Jadi aura sepak bolanya meriah, tapi apa pun itu dari federasi kita hargai, kita hormati,” jelasnya.