SUMEDANG – Bus Pariwisata yang mengalami kecelakaan hingga terjun ke jurang di Tasikmalaya ternyata membawa rombongan guru dari SDN Sayang Kabupaten Sumedang. Berdasarkan info terakhir dari korban selamat yang berada di lokasi kejadian, korban meninggal bus pariwisata itu bertambah satu orang, yang tadinya dikabarkan 3 nyawa melayang kini menjadi 4 korban tewas.
Dari keterangan dari seorang guru olah raga SD Negeri Sayang, Sumaryadi (55), warga Desa Sayang, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Jumlah rombongan yang mengikuti perjalanan ke daerah Pangandaran itu diikuti sebanyak 57 orang yang terdiri dari para guru dan para kerabatnya.
Sumaryadi mengaku, dirinya tidak ikut rombongan perjalanan ke Pangandaran karena kondisi tubuh sang istri sempat menurun alias sakit.
“Kalau guru semua pada ikut bahkan penjaga sekolah juga, saya aja yang gak ikut rombongan,” kata Sumaryadi kepada Jabar Ekspres, Sabtu (25/6).
Sumaryadi menjelaskan guru SD Negeri Sayang yang mengikuti perjalanan ke Pangandaran ada sebanyak 14 orang.
“Rombongan perjalanan ke Pangandaran dijadwalkan pergi sekitar jam 22.00 aatau 23.00 (WIB), berangkat malam Sabtu, hari Jumat (24 Juni 2022),” ujarnya.
“Menginap semalem karena rencana hari Minggu (26 Juni 2022) sudah perjalanan pulang lagi,” lanjut Sumaryadi.
Rombongan guru SD Negeri Sayang yang membawa kerabat serta keluarga untuk berwisata ke pantai Pangandaran itu naasnya mengalami kecelakaan lalu lintas di wilayah Tasikmalaya.
Bus yang membawa rombongan SD Negeri Sayang tersebut diketahui terjun bebas ke dalam jurang hingga memakan korban jiwa.
“Saya dapat kabar (kecelakaan) pertama datang itu sekitar pukul 3.00 (WIB) subuh tadi,” ucap Sumaryadi.
Dia menuturkan, menurut laporan terkini yang diterima pihaknya, korban meninggal yang semula berjumlah tiga jiwa itu bertambah seorang sehingga total empat korban meningga dunia.
Sementara itu, sisanya dari 57 orang ditambah supir dan kenek menjadi 59 orang rombongan SD Negeri Sayang diketahui mengalami luka berat.
“Agenda refreshing, wisata ke Pangandaran. Saya batal ikut karena harus menunggu istri yang sedang sakit,” tutup Sumaryadi. (Bas)