Babi Bebek

Babi Bebek
0 Komentar

Oleh: Dahlan Iskan

KELIHATANNYA ini memuji, tapi menyakitkan. Terutama bagi yang dituju. “Nah, ini dia. Baru pas. drh Indro bicara soal virus PMK sapi. Bukan virus Covid-19,” tulis seorang yang Anda sudah tahu.

Maksudnya: dokter hewan itu harus bicara tentang sakitnya hewan. Bukan tentang penyakit  yang menyerang manusia seperti virus Covid.

Memang, ketika drh Indro Cahyono mengungkapkan penelitiannya tentang PMK, tidak ada yang sewot. Umumnya memuji.

Kecuali mungkin, para penanggungjawabnya saja.

Baca Juga:Airlangga Berharap Pengembangan Sarana Transportasi Internasional di Batam, Jadi Pintu Masuk Logistik NasionalMcDonald’s Indonesia Berikan Beasiswa Pelatihan Untuk Ribuan Guru SD dalam Program McD Classroom 2022

drh Indro lah yang pertama meneliti bahwa PMK sudah masuk Indonesia. Itu berarti Indonesia sudah bukan negara bebas PMK lagi. Di Jatim misalnya, sudah merata.

Semua kabupaten sudah terjangkiti.
Itu berbeda ketika drh Indro banyak bicara soal virus Covid dulu. Ia digebuki. Diejek. Dihina. Dilecehkan. Terutama: diremehkan.
Tapi reaksi Indro cuek bebek goreng.

“Itu sudah makanan saya sehari-hari. Puluhan tahun. Kalau saya pedulikan itu saya tidak bisa jadi peneliti,” ujarnya.

Indro sangat memaklumi sikap umum masyarakat seperti itu. Ia tidak marah. Ia tidak gelisah.

“Mereka kan tidak tahu bahwa prinsip virus itu sama. Yang menyerang manusia kek, yang menyerang hewan kek, prinsipnya sama. Bahkan pun virus  yang menyerang tanaman,” katanya.

Maka Indro pilih menulis buku. Tentang virus. Khususnya Covid-19. Baru saja terbit. Pekan lalu.

Buku itu menarik sekali. Bukan buku ilmiah, dalam pengertian jurnal. Tapi ilmiah merakyat.

Baca Juga:Airlangga Mendapat Dukungan, KIB Kepri Tegaskan Siap Menangkannya di Pilpres 2024Saber Pungli Sita Rp40 Juta dari Tangan Tim PPDB di SMKN 5 Bandung

Semua aspek virus ia bahas. Tiap aspek ia tulis dalam satu bab. Tiap bab, rata-rata, tidak sampai 1 halaman. Membacanya enak. Bahasanya merakyat. Banyak info grafik.

Membaca buku ini seperti makan bebek goreng satu suap, satu suap, satu suap, tiba-tiba tamat. Tidak sampai kabangkulanan, apalagi tersedak.

Misalnya ada satu bab yang membahas pertanyaan ini: virus itu benda hidup atau benda mati? Sebenarnya saya ingin pembaca Disway menebak jawabannya.

Lalu dapat hadiah buku tersebut. Tapi saya khawatir: semua tebakan pembaca salah. Saya sendiri pernah mencoba menebaknya: saya salah.

Maka saya bocorkan saja jawabannya di sini: virus itu bukan benda hidup, juga bukan benda mati.

0 Komentar